Holy Door, Konklaf, dan Paus Baru Leo XIV; Perjalanan Ziarah Holy Door (La Porta Santa) Tahun Yubileum 2025
- account_circle RD. Aidan P. Sidik
- calendar_month Sab, 17 Mei 2025

Ribuan peziarah memadati tempat ziarah Bunda Maria di Fatimah, Portugal. (Foto: dok. RD Aidan Sidik).
CAHAYA temaram lampu menghiasi langit Jakarta tepat pukul 00:25 dini hari pada Sabtu 26 April 2025 saat kami menuju ke Dubai International Airport di Uni Emirat Arab (UEA) memulai perjalanan ziarah holy door (pintu suci) Tahun Yubileum 2025. Pukul 05:25 pagi waktu Dubai kami tiba di sana. Setelah transit selama 1,5 jam kami pun melanjutkan penerbangan ke Bandara Humberto Delgado Lisbon, Portugal. Di atas pesawat Boeng 777-300ER itu kami sempat mengikuti upacara pemakaman Paus Fransiskus yang disiarkan CNN Channel. Kami tiba di Lisbon ibu kota negara Portugal di mana sinar matahari musim semi bersinar cerah dan angin semilir dari lautan Altantik bertiup lembut. Dari bandara Lisbon, kami menuju ke kota kecil Santarem menyusuri sungai Tagus yang mengalir tenang seolah tersenyum ramah menyambut kedatangan kami.
Santarem – Fatima Portugal
Setelah mengunjungi kota kecil Santarem kami melanjutkan peziarahan menuju kota Fatima. Tempat ziarah Fatima luas, bersih dan menyejukkan. Di tempat inilah Bunda Maria menampakkan kemuliaannya kepada tiga anak gembala yaitu Lucia, Francesco dan Yasinta. Keesokan harinya Minggu 27 April 2025 kami merayakan ekaristi kudus di Kapel Sacra Famiglia. Setelah ekaristi kudus kami mengunjungi makam Lucia, Yasinta dan Francesco yang ada di Basilica of Our Lady of Fatima. Setelah itu kami pun mengikuti ritual doa berjalan dengan lutut menuju Capelinha das Aparicoes (kapel tempat Bunda Maria menampakkan diri pada tanggal 13 Mei 1917). Kapel ini dibangun atas permintaan Bunda Maria kepada tiga anak gembala dengan pesan utama: mendoakan para pendosa supaya bertobat, mendoakan keselamatan orang yang sudah meninggal dan mendoakan perdamaian dunia. Malam hari bersama para peziarah kami mengikuti prosesi dan doa rosario.
- Penulis: RD. Aidan P. Sidik
- Editor: Arthur
Saat ini belum ada komentar