Hari Kartini, Pemerhati Perempuan dan Anak, Dr Ester Ryan Mega Mandalawati Ajak Perempuan Toraja Jaga Akhlak
- account_circle Monika Rante Allo
- calendar_month Sel, 22 Apr 2025

Pemerhati Perempuan dan Anak, Dr Ester Ryan Mega Mandalawati. (Foto-Monika/Karebatoraja)
KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Peringatan Hari Kartini bukan sekadar mengenang masa lalu, melainkan menjadi jembatan menuju masa depan perempuan Indonesia yang lebih kuat dan berdaya.
Peringatan Hari Kartini juga bertujuan untuk menghormati nilai-nilai kesetaraan gender dan semangat Kartini dalam memperjuangkan pendidikan serta hak-hak perempuan.
Aktivis Perempuan dan Anak Toraja, Dr Ester Ryan Mega Mandalawati memberikan pandangannya dimomen peringatan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April setiap tahunnya
Kepada Wartawan Kareba Toraja, Senin 21 April 2025, Selaku Pemerhati Perempuan dan Anak Indonesia, Dr Ester Ryan memberikan pandangannya terhadap Perempuan Indonesia di Hari Kartini ini.
“Tidak semua perempuan bisa jadi ibu tapi seorang ibu pasti perempuan” tutur Dr Ester Ryan
Dr Ester Ryan menyampaikan bahwa Kartini adalah simbol perempuan atau wanita Indonesia yang menulis dengan tinta bulu ayam bukan dengan pulpen yang telah mengukir sejarah bagaimana perempuan dimerdekakan dari hak dan kewajibannya.
Dr Ester Ryan memberi pandangannya bahwa perempuan sangat berharga. Di Indonesia signifikan suara untuk perolehan suara Presiden maupun secara legislatif suara perempuan amat diperhitungkan, karena itu jangan sampai perempuan hanya menjadi alat untuk digunakan dalam politik tetapi juga harus dijadikan sarana untuk melihat kedepan bagaimana Indonesia di tangan perempuan dan para ibu.
Dr Ester Ryan berharap wanita Toraja bisa dikagumi dunia khususnya akhlaknya.
“Toraja punya Burake sebagai simbol Tuhan yang memperlihatkan bahwa dari agama mengizinkan dan mengharuskan wanita harus bersikap seperti yang Tuhan mau” kata Dr Ester Ryan
Dr. Ester Ryan juga berpesan jangan ada anak-anak Toraja yang nakal di kampung orang, jangan ada-ada wanita-wanita Toraja yang masuk dalam proses peradilan dengan hal-hal yang tidak benar karena itu bisa mempermalukan atau mencoreng nama Toraja.
Dr Ester Ryan menyinggung soal pemberitaan terkait kasus HIV di Toraja dan berharap semua instansi terkait, Kepala Daerah yang sudah terpilih, Legislatif yang di pusat maupun di daerah untuk bersama-sama memikirkan dan membenahi apa yang salah kalau ada yang salah dan melanjutkan membangun yang sudah baik. (*)
- Penulis: Monika Rante Allo
- Editor: Arthur
Saat ini belum ada komentar