KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Di zaman digital saat ini, semua orang bisa berbagi apa saja dengan cepat, mudah, dan instan. Padahal tidak semua pesan teks berantai, berita, konten viral tersebut relevan buat hidup kita dan bisa dipercaya kebenarannya. Itu sebabnya literasi media dan digital sangat penting.
Tular Nalar adalah sebuah situs pembelajaran daring untuk meningkatkan kompetensi literasi digital dengan kemampuan berpikir kritis.
Tular Nalar, program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis. Dikembangkan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini, dengan preferensi khusus untuk melibatkan first-time voters pre-lansia, dan lansia.
Untuk meningkatkan literasi digital dan mengantisipasi hoax, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UKI Toraja bekerja sama dengan Mafindo serta PBI UKI Toraja menggelar kelas sekolah kebangsaan di SMA Pelita Rantepao, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Kegiatan pelatihan ini berlangsung di aula dan sekitar lingkungan sekolah SMA Pelita Rantepao. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP UKI Toraja, Tadius, S.Pd., M.Pd.
Kegiatan dihadiri PiC Sushy Teko Patanduk, S.S., M.Pd. dan Kepala Sekolah SMA Pelita, Nikodemus Saung Paleallo, S.Pd.Gr.
Kegiatan ini dihadiri oleh 102 siswa sebagai peserta pelatihan dengan tim pelaksana 10 fasilitator dan 6 anggota tim dari pihak UKI Toraja.
Setelah sambutan diteruskan dengan membentuk para siswa dalam 10 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 10-11 siswa dengan 1 fasilitator.
Materi pelatihan dipresentasikan dalam beberapa segmen dan diselingi game. Kemudian acara ditutup dengan agenda post-test, penyerahan door prize dan makan siang bersama.
Kepala SMA Pelita Rantepao, Nikodemus Saung Paleallo, S.Pd., Gr, menyatakan sangat beryukur sekolahnya terpilih dari banyaknya sekolah yang lain untuk melaksanakan kelas kebangsaan ini.
“Dan kebetulan tema P5 yang akan kami usung adalah demokrasi yang ada kaitannya dengan kegiatan kita hari ini,” kata Nikodemus.
Nikodemus menyambut baik kegiatan ini dan bersyukur bahwa sekolah yang dipimpinnya bisa dipilih sebagai mitra. “Dalam hal ini membantu misi sekolah yang bukan hanya melaksanakan kegiatan belajar dalam sekolah tapi juga kegiatan luar serta mendukung program P5 dengan tema demokrasi,” ujarnya.
Sementara itu, PiC PBI UKI Toraja, Sushy Teko Patanduk, S,S., M.Pd, merasa bersyukur bahwa proposal UKI Toraja ke Tular Nalar Mafindo dan pihak mitra, SMAS Pelita Rantepao dapat disetujui. Serta pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini. Hal ini ditandai dengan antusias para peserta dalam mengikuti pelatihan dan hasil refleksi yang mereka tuliskan di sticky note.
“Terima kasih pihak Tular Nalar Mafindo telah menjadi sponsor dalam kegiatan ini dan kita tetap berupaya bersama untuk memberikan edukasi bagi calon pemilih khususnya bagi adik-adik SMA sebagai pemilih pemula. Menularkan informasi yang benar dan sesuai faktanya. Menjadi calon pemilih yang cerdas dan dapat berpikir logis tanpa menyebar hoaks,” ungkap Sushy Teko Patanduk.
Beberapa siswa yang dimintai refleksinya terkait kegiatan ini menyatakan sangat banyak hal yang mereka ketahui dari kegiatan ini dari sebelumnya tidak tahu. Dengan kegiatan ini, mereka juga menjadi lebih paham tentang bagaimana itu Pemilu, Demokrasi, dan berita hoaks dan lain sebagainya.
“Yang saya dapatkan kita harus menganalisa berita supaya kita tidak menyebarkan berita hoaks, harus berpikir logis,” ungkap seorang siswa.
Beberapa siswa lain menyebut kegiatan ini bisa membuka cakrawala berpikir mereka bagaimana cara menerima dan menyampaikan informasi dengan dengan benar. Mereka pun jadi tidak mudah percaya dengan berita hoaxs, tidak muda terpengaruh dengan provokator dan memilih pemimpin dengan hati nurani dan logika.
Tentang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan. MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput. (*)
Penulis: Desianti/Rls
Editor: Arthur
Komentar