WCD 2022: Masyarakat Tana Toraja Sudah Bisa Memilah Sampah Organik dan Anorganik
- account_circle Admin1
- calendar_month Ming, 18 Sep 2022

Masyarakat Tana Toraja membawa sampah yang sudah dipilah ke Plaza Kolam Makale untuk ditimbang dalam aksi World Cleanup Day 2022. Setiap warga yang datang membawa sampahnya diberi hadiah bibit pohon. Sebanyak 614 kilogram sampah dikumpulkan dalam aksi itu. (AP/Kareba Toraja).
KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Dari sisi volume memang masih kecil, 614 kilogram. Namun dari sisi edukasi dan kesadaran, World Cleanup Day sudah memperlihatkan dampak, bahwa masyarakat kini mulai bisa memilah sampah organik dan anorganik.
Ya, itulah yang bisa dilihat dan dirasakan manfaatnya selama beberapa tahun aksi World Cleanup Day (WCD) digemakan di Kabupaten Tana Toraja.
WCD atau World Cleanup Day merupakan aksi bersih bersama di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang melibatkan semua masyarakat untuk membersihkan bumi dari sampah.
WCD sudah dilaksanakan sejak tahun 2018 di Indonesia, dan Kabupaten Tana Toraja sudah bergabung sejak tahun kedua WCD, yaitu di tahun 2019.
Aksi bersih ini didukung penuh oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dan menghimbau agar semua lapisan masyarakat agar aktif melaksanakannya di daerah masing-masing.
WCD Tana Toraja juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah Tana Toraja, melalui Dinas Lingkungan Hidup.
“Kebersihan lingkungan sebenarnya adalah tanggungjawab semua orang. Adanya program kegiatan yang seperti ini tentunya sangat kita dukung, mengingat kita juga sebagai salah satu tujuan wisatawan. Maka dari itu lingkungan kita harus bersih dan sehat,” harap Nirus Nikolas Sakke, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tana Toraja.
Sabtu, 17 September 2022 merupakan puncak pelaksanaan WCD Tana Toraja 2022. Walaupun sebenarnya pelaksanaan WCD terus sambil berjalan dari tanggal 10 September sampai 25 September 2022 dalam berbagai bentuk kegiatan, baik itu edukasi ke sekolah-sekolah atau aksi memilah sampah anorganik dan mengolah sampah organik.
“Tahun ini hampir sama dengan tahun kemarin, kita juga mau membiasakan pandangan bahwa selain dengan memilah sampah bisa membantu bumi, sampah yang terpilah dengan baik juga bisa memiliki nilai ekonomis, cita-cita kita semoga segera di Tana Toraja, bank sampah bisa diaktifkan kembali,” ujar Leader WCD Tana Toraja, Febe Tolan.

Bukan hanya orang dewasa, para siswa SMP dan SMA juga sudah bisa memilah sampah organik dan anorganik. Mereka membawa sampah mereka untuk ditimbang dan mendapat hadiah bibit pohon. (*)
Ttercatat 22 kelompok masyarakat di Tana Toraja yang mengumpulkan sampahnya di Plaza Kolam Makale, dari masyarakat sekitar, kantor-kantor, sekolah-sekolah, dan juga Kelompok Pecinta Alam.
Aksi tahun ini kita memilah sampah, seperti sampah plastik, kaca, kaleng, kertas, dan lainnya. Dan animonya ternyata luar biasa, beberapa OPD hadir menimbang sampah-sampahnya yang sudah terpilah, bahkan juga beberapa sekolah dari tingkat SD, SMP dan SMA juga ikut memilah sampahnya, dan kami menukarkan sampah tersebut dengan bibit tanaman dan juga voucher atau kupon,” jelas Febe.
WCD Kabupaten Tana Toraja juga mendapat 2.600 bibit dari BPTH Makassar dan 150 bibit dari PT. Malea sebagai alat tukar sampah, dan ratusan voucher potongan harga dari beberapa usaha mikro di sekitar Kota Makale. (*)
Penulis: Arsyad Parende/Rls
Editor: Arthur
- Penulis: Admin1
Saat ini belum ada komentar