KAREBA-TORAJA.COM, KALTIM — Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman membawa dua kilogram tanah dan dua liter air dari Sulawesi Selatan dalam proses penyatuan tanah dan air dari seluruh Indonesia di titik Kilometer Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Senin, 14 Maret 2022.
Tanah yang dibawa Gubernur Sulsel itu berasal Bangkalae, Bone. Sedangkan air diambil dari sumur masjid di Katangka, Gowa. Daerah Bangkalae, Bone diambil tanahnya karena memiliki histori dan nilai, yakni simbol menyatunya tiga kerajaan besar di Sulsel kala itu, masing-masing Kerajaan Gowa, Kerajaan Bone, dan Kerajaan Luwu. Walau sempat berseteru, tiga kerajaan ini akhirnya bersatu untuk mengusir penjajah. Sedangkan air diambil dari sumur masjid di Katangka, Gowa dengan pertimbangan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1603 dan jadi salah satu masjid tertua di Indonesia.
Tanah dan air yang dibawa oleh Andi Sudirman Sulaiman tersimpan dalam wadah dan kendi untuk disatukan dalam “Kendi Nusantara” dimana semua tanah dan air dari seluruh Indonesia disatukan. Dua wadah yang dibawa Andi Sudirman itu berhiaskan manik-manik khas Toraja.
Manik-manik yang menghiasi wadah yang dibawa Gubernur Sulsel itu biasa digunakan masyarakat Toraja dalam menyambut tamu dalam upacara-upacara adat di Toraja.
Disatukan dalam Kendi Nusantara
“Dengan ini saya memohon izin untuk memindahkan Ibu Kota Negara kita ke Pulau Kalimantan.” Kalimat dari Presiden Joko Widodo ini menjadi pembuka siaran langsung dari akun Youtube Sekretariat Presiden dalam event prosesi penyatuan tanah dan air Nusantara, yang berlangsung di Titik Nol IKN Nusantara, Senin, 14 Maret 2022.
Momentum ini sangat bersejarah dan penting bagi rakyat Indonesia, dimana tanah dan air dari seluruh Provinsi menyatu di Ibu Kota Negara yang baru.
Menurut Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Santoso, filosofi dari tanah dan air yang dibawa oleh Gubernur adalah untuk mempertahankan kearifan leluhur yang berbeda dari Aceh hingga Papua.
“Kenapa tanah dan air? Tentunya kita adalah negara nusantara yang dari ujung Aceh sampai Papua dan kearifan lokal berbeda-beda, dituangkan dalam simbolis tanah dan air, dijadikan satu menjadi kalimat tanah air,” kata Heru.
Dalam proses penyatuan tanah dan air dari seluruh Indonesia yang ditayangkan secara langsung akun Youtube Sekretariat Negara diperlihatkan bahwa semua tanah dan air dari seluruh Indonesia ini disatukan dalam sebuah wadah yang disebut “Kendi Nusantara”.
“Ini merupakan bentuk dari kebhinnekaan kita dan persatuan yang kuat di antara kita, dalam rangka membangun Ibu Kota Nusantara ini,” ujar Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara itu.
Jokowi menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu mewujudkan cita-cita pembangunan Otorita IKN. Ia berharap dukungan terhadap pembangunan Otorita IKN dapat terus mengalir dari berbagai instansi dan masyarakat.
“Mudah-mudahan kita berdoa semoga hidayah dan barokah dari Allah SWT memberikan kemudahan dan kelancaran kita dalam membangun Ibu Kota Nusantara ini,” harapnya. (*)
Penulis: Arsyad Parende
Editor: Arthur
Komentar