7 Bulan di Tenda Pengungsian, Puluhan Korban Banjir Bandang Malangke Dapat Hunian Sementara dari Gereja Toraja

KAREBA-TORAJA.COM, LUWU UTARA — Sebanyak 26 Kepala Keluarga yang merupakan korban banjir bandang di Malangke, Kabupaten Luwu Utara, mendapat bantunan hunian sementara (huntara) dari Crisis Centre Gereja Toraja.

Penyerahan hunian sementara kepada 26 kepala keluarga ini dilakukan oleh Ketua Umum BPS Gereja Toraja, Pdt Alfred Anggui, Sabtu, 28 Juli 2023. Pdt Alfred didampingi Ketua Crisis Center GT, Ketua Wilayah I Tana Luwu, CCGT Tana Luwu, Pengurus Pusat PWGT, PP SMGT, PP PKB GT, dan Komunitas Tasikamasean.

Untuk diketahui, 26 kepala keluarga, termasuk 14 anak-anak, 4 bayi, serta lansia tersebut merupakan korban terdampak banjir bandang, akibat meluapnya Sungai Rongkong, yang terjadi pada 16 Desember 2022 yang lalu. Banjir bandang itu menggenangi beberapa desa di Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara.

Baca Juga  Dilaporkan Ombas, Admin Group FB: KVMTU PS 2024 Dimintai Keterangan oleh Polda Sulsel

Selain merendam dan merusak permukiman warga, banjir bandang itu  juga membuat mata pencaharian warga hilang dalam sekejab. Sawah yang menjadi sumber ekonomi, terendam air.

Semenjak bencana itu, sebanyak 26 Kepala Keluarga korban banjir bandang yang menggenangi Dusun Suka Maju, Malangke’, Luwu Utara, hanya mampu bertahan hidup di tenda pengungsian, yang lokasinya berada di samping gereja.

Bantuan beras dan kebutuhan lainnya terbatas. Tidak ada pilihan lain, untuk makan sehari-hari, korban banjir hanya menggantungkan hidup dengan mencari ikan di air genangan tersebut.

Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja, melalui Crisis Centre pun menggalang bantuan untuk membangun hunian sementara yang layak bagi ratusan warga yang harus hidup dan bertahan di tenda pengungsian tersebut.

“Iya, hari ini kita serahkan kunci huntara untuk saudara-saudara kita yang ada di Malangke ini, yang sebelumnya bertahan di tenda pengungsian. Terima kasih untuk semua pihak yang sudah membantu,” tutur Pdt Alfred Anggui.

Baca Juga  Praktek Prostitusi Online Melalui Aplikasi Kini Ada di Toraja, Polisi Tangkap 6 Pelaku

Lebih lanjut dikatakan bahwa, selain huntara, Crisis Centre Gereja Toraja juga akan memikirkan untuk kelanjutan perekonomian warga. “Kami berharap ada yang tergerak untuk membantu bibit padi, jagung, dan alat pertanian,” sebutnya.

Peresmian huntara sebagai bentuk membawa Injil yang konkrit tersebut, dilaksanakan di lokasi huntara, Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

BERITA TERKAIT: 3 Bulan di Tenda Pengungsian, Gereja Toraja Akan Bangun 26 Huntara untuk Korban Banjir Bandang di Malangke, Luwu Utara

Sementara itu, Agustina, lansia berumur 63 tahun, yang merupakan salah satu penerima huntara, mengucapkan rasa syukurnya.

“Saya berterima kasih, akhirnya boleh memiliki rumah lagi. Rumah yang dulu sudah hanyut terbawa air banjir,” ucapnya.

Baca Juga  Dirumahkan Sejak Januari 2023, Tenaga Honorer Tana Toraja Adukan Nasib Mereka ke DPRD

Diketahui sebelumnya, Sungai Rongkong yang meluap pada 16 Desember 2022 lalu, menyebabkan banjir bandang yang menggenangi beberapa desa di Kabupaten Luwu Utara.

Salah satunya terdampak pada 26 KK tersebut, sehingga mengungsi ke wilayah yang aman dari genangan air di halaman Gereja Ebenhaezer Tibussu, Klasis Malangke.

Ketua Crisis Center Gereja Toraja (CCGT) Pdt. Yusuf Paliling menyampaikan terima kasih atas bantuan, dukungan dan doa dari semua pihak sehingga 26 Huntara dapat selesai dengan baik.

“Hal ini boleh terlaksana atas dukungan banyak pihak, terima kasih kepada sahabat-sahabat di CCGT, CCGT Tana Luwu melalui klasis-klasis se-wilayah I Tana Luwu,” kata Yusuf Paliling. (*)

Penulis: Desianti
Editor: Arthur

Komentar