Demi Selamatkan Bayi, Suster Berdarah Toraja Ini Tertimbun Puing Bangunan RS Mitra Mamuju, Berhasil Dievakuasi, Kemudian Meninggal Dunia

KAREBA-TORAJA.COM, MAMUJU — Nama lengkapnya Natsyelia Paulus Ake. Biasa disapa Suster Mia. Sudah sekitar dua tahun bekerja di RS Mitra Manakarra Mamuju, Sulbar. Meski kedua orang tuanya tinggal di Tobadak, Mamuju. Namun aslinya mereka berasal dari Palipu, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja.

Saat gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter mengguncang wilayah Mamuju dan Majene pada pukul 02.28 Wita, Jumat, 15 Januari 2021, Suster Mia bersama kawan-kawan sedang berdinas malam di RS Mitra Manakarra Mamuju. Pada saat gempa terjadi, Suster Mia sempat menyelamatkan seorang pasien ke halaman rumah sakit. Namun dia masuk kembali ke dalam rumah sakit untuk menyelamatkan seorang bayi dalam inkubator.

Baca Juga  Bantuan Kloter Pertama dari Crisis Centre BPS Gereja Toraja Sudah Diangkut ke Mamuju

“Pada saat kembali ke dalam untuk mengambil bayi itu, mereka terkurung puing bangunan yang roboh,” ungkap Anto atau Manase, salah satu kerabat Suster Mia, saat dihubungi via telepon celluler, Sabtu, 16 Januari 2021.

Setelah gempa berakhir, Suster Mia dan bayi yang ingin diselamatkannya itu masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan rumah sakit. Namun keduanya masih dalam kondisi hidup.

Menurut Anto, sekitar pukul 13.00 Wita, Jumat, 15 Januari 2021, tim penyelamat dari BNPB, TNI, dan Polri berhasil mengevakuasi Suster Mia dan bayi dalam inkubator tersebut. Keduanya kemudian dilarikan ke RS Bhayangkara Mamuju untuk mendapatkan perawatan medis.

“Beberapa saat setelah di RS Bhayangkara dia (Suster Mia) masih sadar. Masih bisa bicara. Tapi sekitar jam 9 malam (21.00 Wita), saat keluarga sudah diizinkan untuk mendampingi, dia sudah mulai mengeluh sakit, kaki tidak bisa bergerak. Tapi pas sekitar jam 1 malam, badannya mulai semua. Akhinya meninggal,” urai Anto.

Baca Juga  Komda Pemuda Katolik Sulawesi Barat Segera Terbentuk

Menurut rencana, jenazah Suster Mia akan dimakamkan pada Senin, 18 Januari 2021 di Tobadak, Mamuju.

Kepergian Suster Mia tidak saja membawa duka yang mendalam untuk para kerabat dan keluarga. Namun pihak RS Mitra Manakarra Mamuju juga merasa kehilangan yang mendalam. Demikian juga dengan masyarakat Toraja.

“Suster Mia memperlihatkan dedikasi yang sangat tinggi dalam tugas kemanusiaan. Dia bahkan merelakan nyawanya demi menyelamatkan sesama manusia. Dia gugur dalam tugas melayani kemanusiaan,” tutur Yervis Pakan, salah satu tokoh pemuda Toraja.

Yervis menyebut, cerita Suster Mia ini bisa menjadi inspirasi bagi para pekerja kemanusiaan, terutama perawat, bidan, dokter, dan pekerja kesehatan lainnya. Juga untuk para pekerja kemanusiaan lainnya.

Baca Juga  Selain Salurkan Bantuan, HMTI Bakal Lakukan Trauma Healing untuk Anak-anak Korban Gempa Sulbar

“Iya, dia memperlihatkan betapa besar rasa empati dan simpati, juga perjuangan untuk nyawa sesama. Hormat untuk Suster Mia, dia gugur dalam tugas kemanusiaan,” pungas Yervis.

Untuk diketahui, ada delapan orang yang terjebak dalam reruntuhan gedung RS Mitra Manakarra Mamuju saat terjadi gempa bumi pada Jumat dinihari itu. (*)

Penulis: Desianti
Editor: Arthur

Komentar