Psikoedukasi Kesehatan Mental dan Pembentukan Kader Anti Bullying di SD Kristen Makale 1 untuk Mencegah Bullying di Sekolah

Maraknya kasus bullying yang terjadi dalam lingkungan sekolah di Toraja semakin mengkhawatirkan. Kasus bullying tidak hanya melibatkan oknum pendidik namun juga terjadi di kalangan siswa, mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Bullying memiliki dampak serius pada kesehatan mental individu.

Menanggapi fenomena tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat dari UKI Toraja mengadakan kegiatan Psikoedukasi Kesehatan Mental dengan topic “Stop Bullying, Start Caring” di SD Kristen Makale 1. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas III hingga kelas VI sebanyak 30 siswa dan didampingi oleh 4 guru pendamping serta kepala sekolah.

Kasus bullying di Toraja semakin mengkhawatirkan dan sedihnya karena dari tingkatan SD pun sudah banyak terjadi, ini sangat membutuhkan perhatian khusus sehingga saya dan tim sangat tergerak untuk mencarikan solusi agar kejadian bullying bisa kita cegah” hal ini disampaikan oleh Iindarda Sangkung Panggalo, M.Psi.Psikolog selaku ketua tim PKM.

Baca Juga  Dua Mahasiswa Asal Toraja Jadi Korban Gempa di Jayapura

Kegiatan telah dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 13-14 Desember 2023 yang lalu. Namun kegiatan tidak sampai di situ saja, evaluasi dan pendampingan terus dilakukan oleh tim PKM. Selain psikoedukasi kesehatan mental juga diberikan intervensi komunitas berupa school-based programs melalui pembentukan kader anti-bullying yang bernama Kader KINAWA, hal ini sebagai pendekatan  terhadap kesehatan  mental  yang  menekankan  peran  kekuatan  lingkungan  dalam  menciptakan  dan mengurangi  masalah bullying di sekolah. Siswa yang mengikuti pelatihan kemudian dilantik menjadi kader anti bullying “Kinawa”. SD Kristen Makale 1 merupakan sekolah pertama di Toraja yang membentuk kader anti bullying di sekolah.

Adapun peran Kader Kinawa ini adalah sebagai perpanjangan tangan dalam membantu sekolah mencegah dan mengatasi permasalahan bullying yang terjadi di lingkungan sekolah, biasanya guru kurang peka melihat kejadian bullying di sekolah sehingga kali ini kami melibatkan siswa untuk bergerak dalam memberikan sosialisasi dan melaporkan jika ada kasus bullying yang terjadi di kalangan siswa” ungkap Iindarda.

Baca Juga  Kenakan Busana Toraja, Alvaro Sambo Tampil Baik di Ajang Melaka International Culture Festival di Malaysia

Menangani bullying tentunya bukan hal yang mudah, namun tidak melakukan tindakan sama sekali justru tindakan yang tidak benar. “Kita harus mulai dari langkah kecil, dan tentunya untuk menangani kasus bullying ini membutuhkan campur tangan dari semua pihak, karena kasus bullying ini merupakan masalah social, masalah kita bersama” ungkap ketua tim.

Kegiatan ini sangat didukung oleh Kepala SD Kristen Makale 1 Cornelius Ballo, S.Pd. “Saya sangat mendukung adanya kegiatan ini karena memang kasus bullying ini menjadi salah satu pergumulan kita bersama dan tentunya harapan kami bisa terus berkolaborasi dengan UKI Toraja dalam mengentaskan masalah bullying ini”. Di akhir kegiatan ini, ditutup dengan adanya penandatanganan komitmen oleh pihak sekolah (kepala sekolah dan segenap guru) serta siswa yang telah dilantik menjadi kader Kinawa (kader anti bullying).

Baca Juga  Pertamini dan Toko Kelontong Ludes Terbakar di Gandangbatu Sillanan

Adapun yang terlibat dalam Pengabdian Masyarakat dari UKI Toraja antara lain: Iindarda Sangkung Panggalo, M.Psi.Psikolog, Yohanis Padallingan, S.Pd.,M.Pd., Gidion Aryo M.P.,M.Kom. Ketiganya adalah dosen dari UKI Toraja, dibantu oleh 3 mahasiswa: Irma Sari Putri, Adelia dan Wiranti Pallin dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. (*)

Komentar