Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Pendidikan » OPINI: Bersama Menuju Toraja Utara Bebas Rabies

OPINI: Bersama Menuju Toraja Utara Bebas Rabies

  • account_circle Admin Kareba
  • calendar_month Sen, 3 Jun 2024

Oleh: Jefyne Mali’ Pareakan*

Bisakah kita wujudkan Toraja Utara menjadi daerah bebas Rabies?

Pertanyaan ini merupakan hal yang ramai menjadi perbincangan dalam masyarakat di tengah banyaknya kasus rabies yang terjadi di Toraja Utara. Tingginya kasus rabies menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu strategi dan upaya pengendalian untuk mengatasi masalah tersebut sehingga secara perlahan kita bisa melangkah bersama mewujudkan Toraja Utara menjadi daerah bebas rabies.

Rabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya yang menyerang sistem saraf pusat. Rabies disebabkan oleh Lyssavirus yang dapat ditularkan melalui air liur, cakaran, gigitan dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies seperti anjing, kelelawar, kucing dan kera. Namun, anjing yang terjangkit virus rabies memiliki risiko penularan yang tinggi dan penyebab 95% kematian pada manusia.

Kementerian Kesehatan RI (2023) melaporkan bahwa hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia. Sedangkan di Toraja Utara dilaporkan terdapat 1.026 kali kasus rabies yang terhitung dari Januari-Agustus 2023, dengan total kasus laki-laki 510 dan perempuan sebanyak 516 kasus dimana 3 orang diantaranya meninggal dunia. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Toraja Utara menjadi daerah dengan kasus rabies yang cukup tinggi di Indonesia.

Tingginya kasus penyakit yang terjadi, erat kaitannya dengan kondisi lingkungan maupun kebiasaan masyarakat yang mendorong penularan penyakit. Kebiasaan dan budaya masyarakat Toraja dalam memelihara kucing dan anjing di rumah dengan sistem pemeliharaan yang dibiarkan berkeliaran tanpa diikat, menjadi salah satu potensi penularan rabies. Pemeliharaan hewan dengan sistem tersebut menyebabkan hewan memiliki mobilitas dan interaksi yang luas, sehingga potensi penularan rabies dari satu hewan ke hewan yang lain semakin besar.

Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan vaksin anti rabies pada binatang peliharaan khususnya anjing menjadi faktor penyebaran rabies semakin meningkat. Menanggapi kasus rabies yang terjadi, pemerintah dan Dinas Kesehatan Toraja Utara telah melakukan beberapa program dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit rabies seperti penyediaan vaksin dan vaksinasi hewan peliharaan maupun pada manusia (PEP), promosi kesehatan atau sosialisasi terkait dengan bahaya, dampak dan upaya pencegahan rabies serta melakukan surveilans rabies.

Namun dalam pelaksanaanya terdapat beberapa kendala yang dapat menghambat program pengendalian tersebut. Keterbatasan anggaran khususnya dalam penyediaan vaksin menyebabkan program tidak berjalan dengan optimal dan menyeluruh. Kurangnya sumber daya manusia dan kerjasama dengan sektor lain menjadi hambatan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit rabies. Minimnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti program yang telah dilakukan pemerintah menyebabkan program tidak dapat berjalan dengan optimal dan tidak memberikan efek yang berpengaruh.

Upaya pengendalian kasus rabies yang terjadi bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau dinas kesehatan, melainkan menjadi tanggung jawab bersama. Dibutuhkan kerja sama dengan merangkul semua bidang dalam upaya pengembangan jejaring kerja, koordinasi, kemitraan serta kerja sama lintas program, lintas sektor, dan internasional. Semua sektor harus ikut terlibat dengan peran masing-masing, mulai dari sektor pemerintah, dinas kesehatan, pendidikan, lingkungan, teknologi, media dan lain sebagainya.

Dengan merangkul semua sektor diharapkan strategi pengendalian rabies dapat menjangkau daerah secara keseluruhan dan memberikan efek yang optimal dalam menekan kasus rabies di Toraja Utara. Strategi pengendalian atau program yang dirancang harus disertai dengan tindakan nyata dengan konsisten dan berkelanjutan. Tindakan tersebut dimulai dari surveilans rabies yang dilakukan secara terpadu antara kesehatan manusia dengan kesehatan hewan. Surveilans ditujukan untuk mengetahui besaran masalah dan beban penyakit di suatu wilayah, monitor trend / kecenderungan rabies pada suatu seperti adanya Kejadian Luar Biasa (KLB), monitor penggunaan vaksin anti rabies, penentuan status dan identifikasi wilayah yang berisiko tinggi rabies, sebagai dasar dalam perencanaan atau evaluasi efektivitas program pengendalian rabies serta menjadi sumber data untuk penelitian epidemiologi lebih lanjut. Pengembangan sistem informasi dan penelitian terkait dengan kasus dan penyakit rabies perlu dilakukan.

Setiap proses atau tahapan yang dilakukan dalam upaya pengendalian membutuhkan riset. Riset diperlukan untuk mengetahui, mengukur dan mengenali program perubahan dan hasil yang telah dilakukan. Selain itu melalui riset kita dapat menemukan temuan-temuan baru atau inovasi untuk mendukung program pengendalian yang dilakukan. Media berperan sebagai wadah untuk menyampaikan informasi dan media edukasi masyarakat. Hal ini sangat dibutuhkan untuk mendukung perencanaan strategi, pelaksanaan dan evaluasi pengendalian rabies. Hal yang tak kalah penting adalah partisipasi dan peran masyarakat dalam upaya pengendalian rabies.

Program pengendalian yang dilakukan harus memiliki respon dan upaya yang bersifat timbal balik dari masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk ikut terlibat dalam upaya pengendalian rabies adalah dengan turut berpartisipasi aktif dalam program yang telah dilakukan oleh pemerintah, melakukan vaksin anti rabies pada peliharaan yang berpotensi sebagai hewan penular rabies, pengendalian populasi dan mobilitas hewan peliharaan, serta memeriksakan diri ke pihak kesehatan ketika mendapat gigitan dari hewan peliharaan untuk mendapat pertolongan dalam mencegah adanya kasus penyakit rabies.

Pelaksanaan program yang dilakukan memerlukan monitoring untuk mengetahui pelaksanaan program pengendalian telah berjalan sesuai dengan prosedur dan mengukur hasil atau pengaruh dari kegiatan pengendalian rabies. Kemudian dilakukan evaluasi untuk menilai program pengendalian dari perencanaan hingga pelaksanaan untuk mengetahui kendala atau tantangan yang terjadi sehingga dapat melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut dan mencapai keberhasilan program pengendalian yang memberikan hasil yang optimal dalam menekan jumlah kasus rabies.

Keberhasilan strategi pengendalian dapat dicapai dengan adanya kerja sama dan keterlibatan semua sektor untuk melangkah bersama mewujudkan Toraja Utara bebas rabies. Ayo, bersama kita bisa lawan rabies dan menuju Toraja Utara bebas rabies. (*)

 *Jefyne Mali’ Pareakan — Mahasiswi Jurusan Bioteknologi, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

  • Penulis: Admin Kareba

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Biang Macet dan Semrawut, Satpol PP Bongkar Lapak PKL di Pasar Bolu

    Biang Macet dan Semrawut, Satpol PP Bongkar Lapak PKL di Pasar Bolu

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, TALLUNGLIPU — Satuan Polisi Pamong Praja Toraja Utara melakukan pembongkaran terhadap belasan tenda dan lapak pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Tedong Bonga, komplek Pasar Bolu, Kecamatan Tallunglipu, Selasa, 26 Januari 2021. Tenda dan lapak pedagang kaki lima yang berdiri di depan pertokoan Jalan Tedong Bonga ini dinilai menjadi penyebab kemacetan lalu lintas juga […]

  • Menko Marves, Luhut Pandjaitan Dijadwalkan Hadir pada Pembukaan Toraja Highland Festival

    Menko Marves, Luhut Pandjaitan Dijadwalkan Hadir pada Pembukaan Toraja Highland Festival

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves)  Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, dijadawalkan menghadiri evant promosi wisata dan investasi, Toraja Highland Festival 2021. Toraja Highland Festival (THF) 2021 dijadwalkan berlangsung selama satu minggu, mulai tanggal 4-10 Oktober 2021. “Kita sudah berkoordinasi dengan protokoler Menko Marves, bahwa Pak Menteri (Luhut Binsar Pandjaitan) rencana […]

  • Juara Tingkat Provinsi, Siswa SMKN 1 Tana Toraja Akan Ikuti Lomba IT Networking Nasional

    Juara Tingkat Provinsi, Siswa SMKN 1 Tana Toraja Akan Ikuti Lomba IT Networking Nasional

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Yuici Gilbert, siswa SMK Negeri 1 Tana Toraja keluar sebagai Juara 1 Lomba Keterampilan Siswa (LKS) Bidang IT Network System Administration di Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2021. Lomba tersebut digelar selama dua hari, sejak Rabu 14 Juli hingga Kamis 15 Juli 202 di lingkungan SMKN 2 Pinrang Kabupaten Pinrang, Sulsel. Siswa […]

  • Diduga Curi Motor di Bolu, Pemuda dari Buntu Pepasan Ini Ditangkap Polisi

    Diduga Curi Motor di Bolu, Pemuda dari Buntu Pepasan Ini Ditangkap Polisi

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Seorang pemuda berinisial MSU, 20 tahun, ditangkap Unit Resmob Polres Toraja Utara karena diduga kuat melakukan tindak pidana pencurian sepeda motor, Kamis, 20 Januari 2022. Pemuda asal Lengkong, Lembang Pangkung Batu, Kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Toraja Utara ini ditangkap di Jalan Serang, Kelurahan Tampo Tallunglipu, Kecamatan Tallunglipu, beserta barang bukti berupa satu […]

  • Deputi Penanganan Darurat BNPB Tinjau Lokasi dan Temui Korban Longsor di Tana Toraja

    Deputi Penanganan Darurat BNPB Tinjau Lokasi dan Temui Korban Longsor di Tana Toraja

    • account_circle Admin Kareba
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayjen TNI Fajar Setyawan meninjau lokasi terdampak longsor di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa, 16 April 2024. Setelah menempuh perjalanan darat selama tujuh jam dari Kota Makassar, Mayjen TNI Fajar Setyawan beserta rombongan tiba di Posko Penanganan […]

  • Belasan Babi Mati Mendadak di Tana Toraja, Petugas Balai Veteriner Maros Lakukan Tes Swab

    Belasan Babi Mati Mendadak di Tana Toraja, Petugas Balai Veteriner Maros Lakukan Tes Swab

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, SANGALLA — Tim Balai Besar Veteriner Maros (BBVet Maros) melaksanakan kegiatan pencegahan, pengamatan, dan pengendalian terhadap penyakit menular pada babi Surveilans Berbasis Resiko Penyakit African Swine Fever (ASF) dan Monitoring Classical Swine Fever (CSF) di Kabupaten Tana Toraja, Kamis, 18 Mei 2023. Tim yang terdiri dari dua dokter dan dua paramedis tersebut melakukan pengambilan […]

expand_less