Holy Door, Konklaf, dan Paus Baru Leo XIV; Perjalanan Ziarah Holy Door (La Porta Santa) Tahun Yubileum 2025
- account_circle RD. Aidan P. Sidik
- calendar_month Sab, 17 Mei 2025

Ribuan peziarah memadati tempat ziarah Bunda Maria di Fatimah, Portugal. (Foto: dok. RD Aidan Sidik).
Assisi – Roma Italia
Dari Pisa kami menuju ke kota Assisi. Di Assisi kami merayakan misa di kapel di mana jenasah Carlo Acutis, calon santo milenial dibaringkan. Misa ini merupakan kesempatan istimewa bagi kami. Kami pun berkesempatan melihat dengan mata kepala sendiri jenasah Carlo Acutis yang terbaring tenang dalam kedamaian abadi. Kami juga mengunjungi dan menyaksikan jenasah Santa Clara dan berdoa di makam Santo Fransiskus Assisi. Kami bermalam di Assisi dan bisa merasakan kedamaian dan suka cita kota yang terkenal mewartakan cinta kasih ke seluruh dunia melalui Giovanni di Pietro di Bernardone atau lebih dikenal sebagai Santo Fransiskus Assisi yang mendirikan Ordo Fratrum Minorum (OFM) pada tahun 1209.

Basilika Santo Petrus, Roma
Dari Assisi, kami melanjutkan peziarahan menuju kota abadi Roma. Selain kami akan mengunjungi 4 basilica (katedral) dengan la porta santa (pintu suci) kami juga akan menyaksikan pemilihan paus baru melalui konklaf di mana para kardinal yang berumur di bawah 80 tahun memilik hak memilih dan dipilih sebagai paus menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada Senin 21 April 2025 dan dimakamkan di Basilica Santa Maria Maggiore pada Sabtu 26 April 2025. Perjalanan dari kota Assisi ke kota Roma kami tempuh selama 3 jam dengan bus. Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan hamparan keindahan negeri Italia yang mempesona. Sinar mentari musim semi atau dalam bahasa Italia disebut “primavera” sungguh menawan melintasi desa-desa Italia dengan bangunan-bangunan yang khas dan arus lalu lintas yang lancar dan tertib. Opa Dody dan Oma Aloy peserta rombongan kami merupakan inspirasi hidup yang luar biasa. Walaupun umur sudah lanjut namun semangat, keceriaan dan kebaikan hati selalu terpancar dari diri mereka membawa suka cita tersendiri dalam perjalanan ziarah kami kali ini.
Kami tiba di kota Roma dan memulai prosesi ziarah pintu suci (la porta santa) Katedral Santo Petrus Rasul Vatikan. Dengan memanggul salib Yubileum 2025 kami menyanyikan lagu-lagu pujian diselingi doa dan mendaraskan mazmur pujian menuju pelataran rumah Allah. Petugas dan pihak keamanan membukakan kami pintu serta menjaga jalur ziarah menuju Katedral Santo Petrus Vatikan yang sungguh megah membuat hati berdecak kagum atas kesempatan istimewa menginjakkan kaki di tempat suci ini. Air mata menitik merasakan kebaikan Sang Pencipta melihat dan mengalami keagungan Gereja Katedral ini di mana Yesus menegaskan janji kesetiaan-Nya kepada Gereja-Nya, “Engkau adalah Petrus (batu karang) dan di atas batu karang inilah Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (Mat. 16:18). Memasuki pintu suci Katedral Vatikan serta menyentuh dinding dan relief kudus yang terpahat indah di sana menghadirkan momen indah. Pintu suci Vatikan dibuka oleh mendiang Paus Fransiskus pada 24 Desember 2024 lalu menandai dimulainya Tahun Yubileum 2025 dengan tema “Pilgrims of Hope” (Peziarah Harapan) dengan bulla “Spes non Confundit” (Harapan tidak Mengecewakan [Roma 5:5]). Suatu rahmat istimewa mengalami momen sakral dan menyentuh lubuk kalbu ini.
Malamnya kami menikmati malam yang damai dan tenang di kota Roma yang dikenal sebagai “caput mundi” (kepala dunia). Keriuhan kota Roma dan traffick-nya yang khas tidak mengusik ketenangan malam kami memulihkan raga yang letih setelah perjalanan panjang ziarah rohani ini. Keesokan harinya kami mengunjungi Colosseum yang megah. Colosseum merupakan amfiteater tempat hiburan di mana diselenggarakan pertarungan para gladiator, pertarungan manusia dengan binatang buas dan menjadi tempat eksekusi publik. Colosseum dibangun pada tahun 70-80 Masehi pada zaman kaisar Vespasian dan menjadi salah satu saksi kemegahan kota Roma. Selain Colosseum, kami juga menyaksikan gerbang kemenangan Kaisar Konstantinus (kaisar pertama Kekaisaran Romawi yang memeluk agama Kristen), Forum Romanum dan Circus Maximus (arena balapan kereta zaman Romawi kuno).
Selanjutnya kami kembali ke Vatikan membeli benda-benda rohani untuk oleh-oleh keluarga dan sahabat-kenalan di Indonesia. Siangnya kami menikmati menu lokal Italia yang khas di restoran Papa Rex. Dari situ kami meneruskan peziarahan ke Scala Santa (tangga suci) dengan prosesi berjalan memakai lutut menaiki tangga suci itu. Tangga suci ini adalah relikwi yang dibawa oleh Ratu Helena (ibu dari Kaisar Konstatinus) dari tanah suci Israel. Scala Santa ini merupakan tangga di mana Yesus dahulu kala dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus. Ritual berdoa sambil berlutut menaiki Scala Santa sungguh berat dan menyakitkan tetapi jikalau dilakukan dengan sepenuh hati dan kepasrahan dalam doa akan membawa kelegaan dan kebahagian yang luar biasa. Setelah itu kami memasuki pintu suci (la porta santa) di Katedral Yohanes Lateran. Gereja ini merupakan katedral kota Roma.
Perjalanan berikutnya adalah mengunjungi Basilica Santa Maria Maggiore di mana jenasah Paus Fransiskus dimakamkan. Kami memasuki pintu suci (la porta santa) Katedral Santa Maria Maggiore dan melanjutkan dengan proses menuju makam Paus Fransiskus di sebelah kanan altar Gereja megah ini. Paus Fransiskus sendiri meminta supaya dia dimakamkan di Katedral Santa Maria Maggiore ini karena setiap kali dia memulai dan menghadiri kunjungan apostoliknya dia akan mampir berdoa kepada Bunda Maria di Gereja ini. Rabu 7 Mei 2025 konklaf pemilihan paus baru dimulai di Vatikan. Kami segera bergegas ke sana dan ikut bergabung dalam lautan umat yang memenuhi Lapangan Santo Petrus Vatikan menantikan asap putih dari cerobong Kapel Sistina. Pukul 21:00 asap keluar dari cerobong Kapel Sistina namun asap itu masih berwarna hitam tanda bahwa belum ada paus baru yang terpilih. Kami menikmati suasana lapangan Santo Petrus Vatikan yang sungguh anggun dan megah bahkan di malam hari sekalipun.
- Penulis: RD. Aidan P. Sidik
- Editor: Arthur
Saat ini belum ada komentar