KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Ibadah Raya I memperingati 110 Tahun Injil Masuk Toraja (IMT) yang berlangsung di Plaza Kolam Makale, Kamis, 9 Maret 2023 berlangsung khikmat dan meriah.
Ribuan anggota jemaat dari berbagai penjuru Toraja menghadiri Ibadah Raya tersebut. Hadir pula Direktur Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd atau De Gereformeerde Zendingsbond (GZB), Martin Boogaart beserta empat misionaris dari Belanda. Juga Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung dan Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang.
Pelaksanaan Ibadah Raya I ini diawali dengan kirab Bendera Merah Putih, bendera Gereja Toraja dan bendera IMT, yang dibawakan oleh 110 siswa sekolah menengah atas.
Ditampilkan pula cerita sejarah pekabaran Injil di Toraja yang dilaksanakan dalam bentuk drama yang dibawakan oleh Tim Teater UKI Toraja. Drama ini merupakan aktualisasi kondisi penginjilan di Toraja 110 tahun yang lalu, yang dilakukan melalui jalur pendidikan dan kesehatan.
Ibadah Raya I juga diisi dengan baptisan massal 110 anak (catatan: 110 anak ini, tidak semua dibaptis di ibadah raya 1, ada juga di hari minggu tanggal 12 Maret di jemaat masing2). Menariknya, 110 anak ini mendapat surat baptis edisi khusus yang diterbitkan oleh Jemaat Buisun, tempat awal mula baptisan pertama dilakukan.
Mantan Ketua Umum BPS Gereja Toraja, Pdt. Suleman Batti membawakan refleksi 110 Tahun Injil Masuk Toraja.
Ada satu lagi kejadian yang unik pada Ibadah Raya I ini, yakni pundi persembahan menggunakan baka (bakul khas dari Gandangbatu Sillanan).
Selain ribuan warga jemaat, turut hadir pula umat dari denominasi gereja yang ada di Toraja, juga tokoh-tokoh lintas agama.
Ketua Umum BPS Gereja Toraja, Pdt. DR. Alfred Anggui, dalam pesannya mengingatkan akan perubahan zaman yang begitu cepat, yang harus direspon gereja dengan cepat pula.
“Bentuk-bentuk pelayanan Gereja Toraja akan terus mengikuti perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Tapi apapun itu, saya ingin mengatakan, apapun perubahan yang dialami ke depan, satu hal yang merupakan pesan inti dari Injil yang harus selalu menjadi bagian pelayanan Gereja Toraja adalah bagaimana Injil itu harus memulihkan banyak orang,” katanya.
“Injil harus berdampak bagi kehidupan banyak orang. Jadi, bagaimana pun bentuknya, pesan penting pertama adalah menyatakan kasih Kristus itu kepada semua orang yang betul-betul membutuhkan,” ujar Pdt Alfred Lebih lanjut.
Sementara itu, Ketua Panitia 110 Tahun IMT, Djekson Mari, mengatakan meski banyak sekali rangkaian kegiatan yang dilaksanakan, namun intinya pelayanan kasih, menjangkau semua orang yang membutuhkan uluran tangan.
Djekson menyebut, beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian peringatan 110 tahun Injil Masuk Toraja, diantaranya meningkatkan kreatifitas anak muda, remaja dan anak-anak, pelayanan kesehatan ke pelosok-pelosok Toraja, bedah rumah, bedah sekolah, renovasi salib di Singki’, dan beberapa kegiatan lainnya.
Pada akhir ibadah diserahkan obor kepada perwakilan dosen, dokter, guru, relawan, tenaga PI yang akan bertugas besok ke pelosok Toraja dan sekolah-sekolah sebagai simbol Injil akan terus hidup dan menyala di tengah masyarakat. (*)
Penulis: Desianti
Editor: Arthur
Komentar