KAREBA-TORAJA.COM, MAMUJU — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama TNI, Polri, Tim SAR, BPBD setempat, serta relawan terus melakukan upaya pencarian terhadap korban meninggal dunia atau luka-luka dari reruntuhan bangunan yang rusak akibat gempa 6,2 SR yang terjadi pada Jumat, 15 Januari 2021 dinihari.
Berdasarkan data Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga pukul 03.00 Wita, jumlah korban meninggal dunia yang sudah ditemukan sebanyak 56 orang. Dari jumlah ini, 9 orang berasal dari Kabupaten Majene sementara 47 korban dari Mamuju.
Sementara itu, berdasarkan informasi dan data yang dihimpun kareba-toraja.com, dari 56 orang korban meninggal dunia tersebut, terdapat dua orang Toraja. Yang satu bernama Natsyelia Paulus Ake. Perempuan muda yang biasa disapa Suster Nia itu tertimbun puing reruntuhan gedung RS Mitra Manakarra. Suster Nia sempat keluar rumah sakit menyelamatkan pasien. Namun dia masuk lagi untuk mengambil dan menyelamatkan seorang bayi yang berada dalam inkubator. Saat hendak keluar, dia terjebak dalam puing reruntuhan bangunan. Suster Nia sempat dievakuasi dalam kondisi hidup pada Jumat, 15 Januari 2021 siang. Namun setelah dirawat di RS Bhayangkara Mamuju, nyawanya tak tertolong.
Sudah sekitar dua tahun bekerja di RS Mitra Manakarra Mamuju, Sulbar. Meski kedua orang tuanya tinggal di Tobadak, Mamuju. Namun aslinya mereka berasal dari Palipu, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja.
Korban kedua adalah Orpa Bariallo, 23 tahun. Wanita muda yang merupakan karyawati Matahari Departemen Store Mamuju itu, ditemukan Tim BPBD Mamuju dan warga di Jalan Ati Suteja Mamuju, depan Pondok Batavia pada Sabtu, 16 Januari 2021 malam. Orpa meninggal dunia tertimpa tembok pagar yang runtuh.
Kabar meninggal dan ditemukannya jenazah Orpa Bariallo dibenarkan pengurus IKAT Kabupaten Nunukan, Thomas Talimbung. “Telah dimuliakan Tuhan salah seorang anak dari anggota IKAT Kabupaten Nunukan bernama Orpa Bariallo, anak dari Kristina Kutu’. Meninggal karena musibah gempa di Mamuju. Semoga keluarga yang ditinggal diberi kekuatan dan penghiburan yang sejati dari Tuhan,” ungkap Thomas saat dihubungi kareba-toraja.com, Minggu, 17 Januari 2021 siang.
Menurut Thomas, sebelumnya Almarhumah Orpa Bariallo tinggal bersama orang tuanya di Nunukan. Namun karena panggilan pekerjaan, dia pindah ke Mamuju beberapa waktu lalu.
Thomas menyatakan, keluarga sudah mengetahui dan mengambil jenazah Orpa dan menurut rencana akan dibawa ke Tapparan, Kecamatan Rantetayo, Tana Toraja untuk dimakamkan.
Kabar tentang ditemukannya jenazah Orpa Bariallo juga dibenarkan Tim Crisis Centre Gereja Toraja, yang saat ini berada di Mamuju menyalurkan bantuan kemanusiaan.
“Iya betul, tadi kami sudah dari sana melihat jenazahnya,” ungkap Pdt Alfred Anggui, Ketua Tim Crisis Centre Gereja Toraja.
Sementara itu, gembala Jemaat Gereja Toraja Jemaat Mamuju, Pdt Elia Buntugajang, yang dihubungi via telepon celluler, mengatakan jenazah Orpa Bariallo sudah dijemput pihak keluarga dan dibawa ke Tapparan, Rantetayo, Tana Toraja, untuk dimakamkan.
“Iya, tadi sekitar jam 12 siang, jenazah dibawa keluarga ke Toraja. Saya sempat ke sana untuk mendoakannya,” terang Pdt. Elia. (*)
Penulis: Desianti
Editor: Arthur
Komentar