Kemenko PMK dan WFP Dorong MBG untuk Peningkatan Gizi dan Penurunan Stunting di Tana Toraja
- account_circle Desianti/Rls
- calendar_month Rab, 7 Mei 2025

Bupati Tana Toraja Zadrak Tombeg dan Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting Kemenko PMK membuka rapat koordinasi upaya peningkatan gizi anak sekolah dan penurunan stunting di Tana Toraja. (Foto: dok. Kemenko PMK).
KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusiadan Kebudayaan (Kemenko PMK) berkolaborasi dengan World Food Programme (WFP) mendorong peningkatan gizi anak sekolah melalui integrasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tana Toraja.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8 persen atau menurun 1,7 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 21,5 persen. Begitupun prevalensi stunting Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan sebesar 4.1 persen menjadi 23.3 persen persen dari sebelumnya 27.4 persen di tahun 2023 (SKI).
Untuk kelompok anak usia 5 – 12 tahun dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, pengukuran Indeks Massa Tubuh berdasarkan Umur (IMT/U) sebesar 19 persen anak masuk kategori Stunting, 20 persen mengalami obesitas dan 16 persen mengalami anemia. Jika dilihat dilihat dari Perilaku Diet yang Tidak Sehat (Survei Global Murid Berbasis Sekolah 2023) menunjukkan bahwa 97 % kurang mengkonsumsi sayur dan buah, 44 % murid sekolah mengonsumusi minuman berpemanis lebih dari 1x perhari, serta 76% anak sekolah tidak bergerak secara fisik selama sekurangnya 60 menit perhari. Dari data-data ini mengindikasikan bahwa beban gizi pada anak usia sekolah masih menjadi tantangan di Indonesia.
Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting Kemenko PMK, Jelsi Natalia Marampa menyampaikan, program gizi anak sekolah sebagai bukti kepedulian pemerintah pada pertumbuhan dan perkembangan anak demi Indonesia Emas 2045, termasuk dalam kaitannya terhadap program makan bergizi gratis (MBG) dan percepatan penurunan stunting.
Dalam upaya peningkatan gizi anak sekolah ada 4 pilar penting yang harus dilakukan, yakni:
- Edukasi dan Perilaku Hidup Beraih dan Sehat (PHBS);
- Lingkungan pangan sehat;
- Peningkatan pemahaman pihak terkait;
- Peningkatan Regulasi.
Menurut Jelsi, pemahaman dan pola asuh keluarga untuk memprioritaskan makanan sehat dan bergizi untuk anak karena anak merupakan penerus keluarga dan bangsa sangatlah penting.
Hal ini disampaikan Jelsi Natalia Marampa dalam Rapat Koordinasi Lintas OPD Upaya Perbaikan Gizi Anak Sekolah dan Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Tana Toraja yang digelar secara luring di Komplek Kantor Bupati Tana Toraja, Selasa, 6 Mei 2025.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Tana Toraja, Zadrak Tombeq menyatakan bahwa perlunya implementasi dan integrasi program antar OPD untuk mengubah pemahaman yang kurang tepat di masyarakat terkait gizi harus dihilangkan menjadi informasi gizi yang tepat, termasuk cara menyajikan makanan dan anggapan daging dapat menyebabkan kecacingan.
“Dan jangan lupa, Tana Toraja memiliki sumber protein hewani yang tinggi, seperti ikan nila, belut, dan lele. Sumber ini merupakan contoh pangan lokal yang sangat bermanfaat bagi anak,” ungkap Zadrak.
Zadrak menambahkan, tersedianya sumber makanan tinggi protein yang cukup banyak di Tana Toraja tetapi kenyataannya angka prevalensi stuntingnya yang masih tinggi. Sehingga perlu dilakukan identifikasi apakah faktor utama penyebabnya dan implementasi yang tepat bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. (*)
- Penulis: Desianti/Rls
- Editor: Arthur
Saat ini belum ada komentar