KAREBA-TORAJA.COM, SOPAI — Satu ekor kerbau belang (bonga) milik Yakob Tandi Payung, warga Dusun Kalindingan, Lembang Salu, Kecamatan Sopai, Kabupaten Toraja Utara, mati mendadak pada Rabu, 20 Juli 2022.
Sejauh ini, belum diketahui, apakah kerbau yang diperkirakan berharga ratusan juta tersebut mati karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau karena penyebab lain.
Penyebab kematian kerbau Bonga ini tidak diketahui, karena sang pemilik sudah melaporkan kejadian itu ke Kepala Lembang Salu dan Kepala Lembang juga sudah melaporkan ke intansi terkait di Toraja Utara, namun tidak ada respon. Petugas peternakan belum melakukan pemeriksaan terhadap kerbau tersebut. Padahal, saat ini, wabah Penyakit Mulut dan Kuku sedang menjalar di Toraja Utara.
“Kami mohon kepada dinas terkait, kalau ada laporan dari masyarakat agar segera ditindaklanjuti, supaya kita tahu apa penyebab kerbau ini mati. Dengan begitu, kita bisa melakukan tindakan supaya tidak membahayakan ternak yang lainnya,” sesal Yakob.
Menurut Yakob, kerbau Bonga miliknya ini sudah dipelihara sekitar 5 tahun. Selama itu pula, kerbau ini jarang keluar dari kandang. Makanan diberikan kepada kerbau di dalam kandang.
“Itulah yang kita sesalkan. Mestinya dinas terkait merespon cepat laporan masyarakat, supaya kita hati-hati, jangan sampai penyakit yang menyerang kerbau ini menjangkiti hewan yang lain,” tandas Yakob.
Kepala Lembang Salu, Roni Pata’ Allo, yang dikonfirmasi, Kamis, 21 Juli 2022 mengungkapkan bahwa keluarga dan masyarakat sangat menyayangkan pada petugas terkait, dalam hal ini Dinas Pertanian yang tidak turun untuk mengecek kondisi kerbau yang mati tersebut, apakah karena PMK atau penyebab lain.
“Selaku Kepala Lembang, saya sudah menghubungi penyuluh pada Dinas Pertanian melalui telepon, tapi hanya disuruh kuburkan saja. Miris sekali dengarnya,” sesal Roni.
Roni menyebut, banyak masyarakat bertanya kepada dirinya selaku pemerintah di Lembang, tentang apa penyebab sebenarnya kerbau bonga itu mati, tapi dirinya tidak bisa memberikan jawaban pasti, karena awam soal itu.
“Tentu saja kami tidak bisa memberikan jawaban. Karena, yang tahu adalah dinas terkait, namun sayang mereka tidak bisa datang ke lokasi,” katanya. (*)
Penulis: Desianti/Alb
Editor: Arthur
Komentar