KAREBA-TORAJA.COM, KAPALA PITU — Hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Kapala Pitu selama dua hari berturut-turut diduga menjadi penyebab longsornya talud di samping gedung Gereja Toraja Jemaat Kalan, Lembang Sikuku, Kecamatan Kapala Pitu, Toraja Utara, Selasa, 5 November 2024 petang.
Akibat longsor ini, gedung gereja terancam ambruk. Selain itu, jalan poros Rantepao-Pangala’ via Sereale, tertutup total. Tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun empat.
Kepala Lembang Sikuku, Agustinus Sangka, yang dihubungi KAREBA TORAJA, membenarkan bencana alam tersebut.
“Kejadian sekitar jam 5 (pukul 17.00 Wita) sore tadi. Tidak ada korban jiwa, hanya saja masih ada kekhawatiran akan longsor susulan,” tutur Agustinus.
Agustinus menyatakan ada dua pengendara yang melintas saat longsor terjadi. Namun keduanya selamat, tetapi sepeda motornya tertimbun material longsor.
“Motornya sudah ditarik keluar dari reruntuhan,” katanya.
Menurut Agustinus, panjang longsoran sekitar 30 meter. Material batu dan tanah yang merupakan bahan talud, roboh dan menutupi badan jalan.
“Jalan tertutup total, tidak bisa dilewati,” ujar Agustinus.
Agustinus juga menyebut, kondisi gedung gereja Toraja Jemaat Kalan, Klasis Kapala Pitu juga terancam ambruk, jika terjadi longsor susulan.
“Ya itu gedung gereja juga sangat terancam roboh,” katanya.
Itu sebabnya, dia meminta bantuan pemerintah daerah, juga pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk segera menangani longsor ini. Selain agar lalu lintas kembali lancar, juga mengantisipasi longsor susulan yang bisa mengancam gedung gereja itu.
“Kalau bisa kami dibantu segera. Karena kondisinya sangat rawan,” pintanya.
Diketahui, jalan poros yang longsor tersebut merupakan ruas jalan poros provinsi, yang menghubungkan kota Rantepao dan Pangala’, Kecamatan Rindingallo hingga ke Baruppu sampai batas Sulawesi Barat. (*)
Penulis: Desianti
Editor: Arthur
Komentar