Legislator Sulsel, JRM: Pemadaman Listrik Tanggung Jawab Lintas Sektoral

KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Pemadaman listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) khususnya di wilayah Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) dikeluhkan pelanggan tak terkecuali pelanggan di wilayah Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.

Sejak kemarau berkepanjangan melanda, hampir setiap hari PLN UID Sulselrabar melakukan menajemen listrik yang berakibat pada terjadinya pemadaman listrik bergilir di sejumlah wilayah dengan durasi 4-5 jam perhari.

Dengan kondisi ini, sebagian besar pelanggan listrik melempar tanggung jawab kepada PLN.

PLN dinilai gagal dalam melaksanakan menajemen pengelolaan listrik yang berdampak pada pelanggan.

Menyikapi hal tersebut, anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan John Rende Mangontan ikut memberikan komentar.

Baca Juga  Polres Tana Toraja Tetapkan 2 Pelaku Sabung Ayam Sebagai Tersangka Judi

Menurut John Rende Mangontan (JRM), pemadaman listrik akibat kemarau panjang tidak sepenuhnya tanggung jawab PLN tapi tanggung jawab multi sektoral.

Menurut JRM, semua pihak punya tanggung jawab, mulai dari PLN, Pembangkit Listrik dalam hal ini PLTA dan PLTMH, Pemerintah, Kehutanan, Balai DAS, Pelanggan PLN dan Masyarakat itu sendiri.

Kemarau panjang yang mengakibatkan debit air di sungai berkurang yang berdampak pada rendahnya daya listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit merupakan tanggung jawab bersama.

Berkurangnya debit air yang sangat signifikan terutama di aliran sungai sa’dan yang merupakan pemasok utama pembangkit listrik yakni PLTA Malea dan Bakaru terjadi karena terjadinya kerusakan hutan di hulu sungai sa’dan dan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS).

Baca Juga  Naik Pangkat Jenderal Bintang Tiga, Putra Toraja Verdianto Bitticaca Dikukuhkan Jadi Astamaops Kapolri

Harusnya Pemerintah, pihak PLTA dan masyarakat dan semua pihak bersama-sama memikirkan solusi kelestarian hutan baik di hulu maupun sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) agar debit air tetap terjaga baik dimusim kemarau sekalipun.

Termasuk menurut JRM yang terpenting adalah perilaku konsumen dalam menggunakan daya yang tidak menerapkan perilaku hemat listrik sehingga pemadaman listrik ini juga tidak lepas dari peran dan konstribusi konsumen itu sendiri yang kurang bijak menggunakan listrik.

Menurut JRM jika hal tersebut diabaikan, kedepan bukan tidak mungkin, pemadaman yang jauh lebih luas dan lebih lama bisa saja terjadi, sehingga ini yang harus menjadi perhatian semua pihak untuk dipikirkan bersama.

Baca Juga  Anda Suka Modifikasi Sepeda Motor, Ayo Ikut Kontesnya di Makale, Hadiahnya Menarik Lho

JRM juga menyinggung peluang investasi lain untuk melahirkan pembangkit listrik selain yang bersumber dari tenaga air misalnya matahari, angin atau panas bumi dan lain sebagainya yang sesuai perkembangan teknologi.

Menurut JRM yang dibutuhkan saat ini kolaborasi multi sektoral untuk memikirkan hal ini karena akan sangat berdampak pada pembangunan ekonomi jika terus menerus listrik akan mengalami pemadaman bergilir. (*)

Penulis: Arsyad Parende
Editor: Arthur

Komentar