KAREBA-TORAJA.COM, RANTELEMO — Hanya dalam waktu sekitar 4 jam pada Kamis, 7 Maret 2024 sore, beberapa jenis bencana alam terjadi di sejumlah titik di Tana Toraja dan Toraja Utara.
Adapun jenis bencana alam yang terjadi, diantaranya tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang.
Hujan dengan intesitas tinggi yang turun sejak sekitar pukul 14.00 Wita menyebabkan puluhan rumah di Rantelemo, Makale Utara hingga ke perbatasan Toraja Utara di Lembang Tadongkon, terendam banjir.
Pong Lois, salah satu warga Rantelemo, yang rumah terendam banjir, menyatakan ketinggian banjir di rumahnya mencapai lutut orang dewasa. Rumah-rumah di sekitar kediamannya juga tak luput dari genangan air.
Selain intensitas hujan yang tinggi, lanjut Pong Lois, banjir yang menerjang puluhan rumah warga di jalan poros Makale-Rantepao itu disebabkan karena kiriman air yang begitu besar volumenya dari arah Limbu.
“Ada juga sawah besar di atas yang pematangnya jebol, sehingga volume air bertambah besar,” terang Pong Lois.
Curah hujan dengan intensitas tinggi juga menyebabkan tanah longsor di jalan poros Nonongan-Rantetayo, tepatnya di Lembang Langda, Kecamatan Sopai, Toraja Utara. Selain tanah dan pepohonan, longsor juga membawa material batu besar yang menimpa rumah warga hingga rusak.
Selain rumah yang rusak dan beberapa lainnya terancam tertimpa batu besar itu, tanah longsor di Langda memutuskan arus lalu lintas Alang-Alang-Rantetayo. Sebagian pengguna jalan harus memutar ke arah Rantelemo baru ke Rantepao atau sebaliknya.
Gangguan lalu lintas juga terjadi di jalan poros Makale-Rantepao, tepatnya di Buntu Buaya, Lembang Tadongkon, Kecamatan Kesu’, akibat pohon besar tumbang dan melintang di jalan.
Dampak dari pohon tumbang ini, arus lalu lintas mengalami kemacetan panjang dari dua arah, baik dari Rantepao maupun Makale.
Warga meminta BPBD dan pemerintah segera melakukan evakuasi terhadap batu besar dan pohon tumbang di jalan poros Makale-Rantepao, sehingga lalu lintas kembali lancar. (*)
Penulis: Desianti
Editor: Arthur
Komentar