KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Bencana alam tanah longsor pada dua lokasi berbeda, Palangka (Makale) dan Pangra’ta (Makale Selatan) dengan jumlah korban 20 orang, mesti menjadi peringatan penting kepada semua warga Tana Toraja maupun Toraja Utara akan potensi bencana alam.
Apalagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Selatan sudah memberi warning bahwa dalam sepekan ke depan, cuaca buruk masih berpotensi terjadi di Tana Toraja dan Toraja Utara.
Dalam siaran pers yang dirilis Selasa, 16 April 2024, BMKG Sulsel menjelaskan bahwa intensitas hujan yang cukup tinggi dalam tujuh hari terakhir di wilayah Tana Toraja menyebabkan tanah menjadi tidak stabil dan mudah longsor. Kondisi ini diduga kuat menjadi penyebab bencana alam tanah longsor yang terjadi di berbagai kecamatan di Tana Toraja, termasuk di Palangka, Makale dan Pangra’ta, Makale Selatan.
Kepala BMKG Sulsel, Irwan Slamet menyatakan berdasarkan pantauan dinamika atmosfer terkini masih menunjukkan pertemuan angin (konvergensi) di Sulawesi Selatan bagian utara. Mode cuaca menunjukkan kelembapan lapisan atas hingga ketinggian 700 mb dalam kondisi basah mencapai 100% dan labilitas udara diprediksi dalam kondisi labil.
“Hal ini masih dapat menyebabkan potensi pembentukan awan konvektif yang signifikan,” jelas Irwan dalam siaran pers BMKG.
Sementara untuk kondisi cuaca di Kabupaten Tana Toraja sepekan ke depan, diperkirakan masih berpotensi hujan dengan intensitas bervariasi pada siang hingga malam hari.
Rinciannya: 17 April berpotensi hujan sedang hingga lebat. 18-20 April berpotensi hujan ringan hingga sedang. Tanggal 21-22 April berpotensi hujan sedang hingga lebat. Dan tanggal 23 April berpotensi hujan ringan hingga sedang.
“Menyikapi kondiri di atas, diharapkan semua pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat tetap meningkatkan kesiapsiagaan terhadap terjadinya bencana hidrometeorologi,” kata Irwan.
Dampak bencana hidrometeorologi dapat berupa banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang. (*)
Penulis: Desianti
Editor: Arthur
Komentar