Artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila pembaca, merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan itu ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, tokoh agama, orang tua, atau klinik kesehatan mental.
KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Kasus dugaan bunuh diri terjadi lagi di Toraja Utara. Terbaru, pada Rabu, 2 Desember 2020 siang, Kepolisian Resor Toraja Utara dan Polsek Sanggalangi melakukan identifikasi terhadap sesosok jenazah perempuan yang ditemukan di sebuah rumah kosong di Jalan Poros Ke’te Kesu’, Kelurahan Ba’tan, Kecamatan Kesu’, Kabupaten Toraja Utara.
Jenazah perempuan yang kemudian diidentifikasi berinisial YS, 47 tahun itu ditemukan sudah tidak bernyawa sekitar pukul 12.00 Wita.
Tim Inafis Polres Toraja Utara Tim Kesehatan Puskesmas Bua Tallu Lolo melakukan olah TKP dan pemeriksaan terhadap jenazah. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh jenazah.
Berdasarkan catatan kareba-toraja.com, dengan bertambahnya satu kasus bunuh diri pada Selasa, 2 Desember 2020, jumlah kasus bunuh diri di wilayah Kabupaten Toraja Utara, dari Januari hingga awal Desember 2020 sebanyak tujuh kasus.
Jumlah kasus bunuh diri terbanyak selama tahun 2020 terjadi di wilayah Kecamatan Sopai. Di kecamatan ini tercatat 4 kasus dugaan bunuh diri dari bulan Januari hingga awal Desember 2020. Sisanya dari Kecamatan Kesu’ dan Sanggalangi’.
Menghindari Tindakan Bunuh Diri
Lalu, bagaimana tindakan masyarakat maupun pihak lainnya di Toraja menghadapi kenyataan seperti ini? Pencegahan adalah jawabannya. Nah, untuk melakukan pencegahan terhadap aksi bunuh diri, berikut tanda-tanda peringatan bunuh diri dari orang-orang yang berniat bunuh diri.
Dilansir dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Kementerian Kesehatan, setidaknya ada delapan tanda peringatan seseorang akan melakukan aksi bunuh diri.
- Membicarakan keinginan bunuh diri. Pembicaraan secara implisit seperti: “saya berharap tidak dilahirkan”. Atau secara eksplisit: saya ingin mati saja. Juga pembicaraan lain mengenai kematian atau melukai diri sendiri.
- Mengatur segala hal untuk ditinggalkan; membuat wasiat atau membuat tanda kesayangan pada orang terdekat.
- Mengucapkan perpisahan; kedatangan tidak terduga lalu mengucapkan selamat tinggal seolah tidak akan bertemu lagi.
- Menarik diri dari orang lain; meningkatkan keinginan untuk sendiri atau menyendiri.
- Perilaku merusak diri sendiri; meningkatkan penggunaan naskoba dan zat adiktif lainnya, menyetir ugal-ugalan, dan perilaku membahayakan diri lainnya.
- Membenci dan menghujat diri sendiri; adanya perasaan malu bersalah, dan menjadi beban bagi orang lain.
- Putus asa akan masa depan; mengutarakan perasaan tidak berdaya dan putus asa, merasa hidup tidak akan menjadi lebih baik di depan.
- Mencari cara mematikan untuk bunuh diri; mencoba mendapatkan racun, pistol, pisau, atau mencari tempat tinggi untuk dapat melakukan percobaan bunuh diri.
Jika ada di antara anggota keluarga, teman, atau kerabat, yang memperlihatkan tanda-tanda seperti ini, segeralah melakukan langkah-langkah antisipatif, dengan menghubungi petugas kesehatan, psikiater, atau tokoh-tokoh agama yang dipercaya. (*)
Penulis: Desianti
Editor: Arthur
Komentar