KAREBA-TORAJA.COM, TALLUNGLIPU — Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Tana Toraja melaksanakan Gerakan Masyarakat Sadar Stunting dan Edukasi PHBS di Puskesmas Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara.
Gerakan pemberdayaan berbasis masyarakat ini dilaksanakan selama beberapa bulan di wilayah kerja Puskesmas Tallulingpu.
Kegiatan Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP) ini dilaksanakan oleh tiga orang dosen, yaitu Regina Reni Ranteallo, S.Kep., Ns., M.Kes. (Ketua), Catherina Banne Padang, S.Kep., Ns., M.Kep. (Anggota 1) dan Ns. Olgrid Algarini Allo, S.Kep., M.Kep. (Anggota 2).
Kepada KAREBA TORAJA, Regina Reni Ranteallo, S.Kep., Ns., M.Kes mengatakan Gerakan Masyarakat Sadar Stunting dan Edukasi PHBS di Puskesmas Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara, adalah respon aktif terhadap target penurunan angka stunting. Data yang didapatkan dari Puskesmas Tallunglipu kejadian stunting berjumlah 27 anak.
“Kegiatan PMP Gerakan Menuju Masyarakat Sadar Stunting dan Edukasi PHBS, adalah wujud kepedulian RISTEKDIKTI dan STIKES Tana Toraja bermitra dengan masyarakat untuk secara aktif memecahkan persoalan yang terkait dengan Pola Hidup Sehat,” kata Regina.
Regina menyebut, mitra dalam PMP ini adalah Ibu PKK wilayah kerja Puskesmas Tallunglipu yang terdiri dari 10 orang yang terintegrasi dengan kader Posyandu.
“Pemberdayaan masyarakat pemula ini dilaksanakan dengan metode health education yang digunakan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan. Kedua, Health Prevention usaha pencegahan suatu penyakit lebih baik dari mengobati suatu penyakit,” jelas Regina.
Regina mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dari awal Juni 2023 diawali dengan persiapan yaitu administrasi, koordinasi, mencari narasumber dan membuat jadwal kegiatan, pemantauan lapangan, sosialisasi kegiatan dengan aparat pemerintahan dan masyarakat setempat. Kampanye dan edukasi bebas stunting, edukasi PBHS dilaksanakan di Puskesmas Tallunglipu yang dihadiri oleh 120 orang (orang tua dan balita). Juga telah diserahkan beberapa alat berupa baju seragam Kader, Timbangan dan poster berat badan. Pelatihan yang diberikan kepada kader berupa pelatihan pijat bayi. Bersama kader dilaksanakan pemasangan poster tinggi badan dan pemberian makanan tinggi protein ke rumah-rumah warga yang memiliki anak usia 1-2 tahun.
“Salah satu Kader Germas Stunting yaitu Ibu Diana Paerunan memberikan testimoni bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh LPPM STIKES Tana Toraja sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka penurunan angka stunting dan berharap kegiatan ini tetap berkelanjutan dari tahun ke tahun,” ungkap Regina.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa target penurunan angka gagal tumbuh atau stunting sebesar 14% harus dapat dicapai pada tahun 2024 mendatang. Berdasarkan Survei status Gizi Indonesia (SSGI) Kementrian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada tahun 2022. Berikut prevalensi balita stunting di 10 Provinsi prioritas pada tahun 2022: Nusa Tenggara Timur (35,3%), Sulawesi Barat (35%), Papua (34,6%), Nusa Tenggara Barat 932,7%), Aceh (31,2%), Papua Barat (30%), Sulawesi Tengah (28,2%), Kalimantan Barat (27,8%), Sulawesi Tenggara (27,7%) dan Sulawesi Selatan (27,2%). (*)
Penulis: Desianti/Rls
Editor: Arthur
Komentar