KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Sejumlah organisasi wanita di Toraja Utara menggemakan gerakan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kampanye ini dilaksanakan dalam memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia, yang jatuh pada tanggal 10 Desember.
Kampanye dengan tagline “16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKtP)” ini diinisiasi oleh Pengurus Pusat PWGT bekerjasama dengan Peruati dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Toraja Utara.
Mengenakan busana serba hitam, ratusan ibu-ibu ini melakukan longmarch dari Kantor Pusat Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja menuju ke Alun-alun Kota Rantepao.
Mereka membawa spanduk dan pataka yang berisi tuntutan dan perlawanan terhadap tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Pesan-pesan yang mereka bawa menekankan pentingnya mengubah sikap-sikap dan perilaku yang mendukung kekerasan serta membangun masyarakat yang inklusif dan aman bagi semua individu.
“Kita harus bersama-sama melindungi anak dan perempuan dari kekerasan. Jangan berdiam diri. Siapapun anda, apapun yang anda kerjakan, jangan menonton. Mari bahu-membahu melindungi anak dan perempuan. Ini tugas kita semua,” tegas Pdt. DR. Henriette Tabita Lebang, mantan Ketua Umum PGI, yang juga Penasehat Pengurus Pusat PWGT.
Sekretaris Umum PWGT, Sisilia Malla’ Rengke’ menambahkan bahwa di Indonesia, masih terdapat banyak tantangan dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan. Mulai dari akses ke pelayanan, kesehatan, maupun dari sisi hukumnya.
“Pesan yang kami sampaikan ini menyoroti pentingnya menjamin bahwa korban kekerasan memiliki akses yang cepat dan memadai terhadap layanan pemulihan, perlindungan hukum, dan keadilan. Jangan menghalangi apabila ada korban kekerasan untuk mendapatkan haknya dilindungi hukum,” tegas Sisilia.
“Kita ingin memastikan setiap individu, terutama perempuan dan semua kelompok rentan lainnya dilindungi dari segala bentuk kekerasan,” tambah Sisilia. (*)
Penulis: Desianti
Editor: Arthur
Komentar