Begini Gejala Umum Penyakit Mulut dan Kuku Pada Kerbau

KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Di Toraja Utara, Dinas Pertanian dan Peternakan sudah menemukan 71 ekor kerbau yang terindikasi terinveksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Sedangkan di Tana Toraja, pertugas dari Balai Besar Veteriner Maros didampingi petugas dari Puskesmas Hewan Tana Toraja sudah mengambil sampel 17 ekor kerbau di lokasi penampungan Garonggong untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium. 17 ekor kerbau yang diambil sampel darahnya itu memperlihat tanda-tanda Penyakit Kuku dan Mulut.

Karena kasus PMK ini sudah menyebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Toraja, masyarakat diimbau untuk cepat melaporkan kepada dokter hewan atau petugas Dinas Pertanian setempat jika menemukan hewan peliharaannya memperlihatkan tanda-tanda menderita PMK.

Secara teori, Penyakit Mulut dan Kuku atau Foot and Mouth Disease (FMD) merupakan jenis penyakit ini disebabkan dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae. Penyakit ini menyerang hewan ruminansia (pemamah biak atau berkuku belah).

Baca Juga  Berkunjung ke Tana Toraja, Ganjar Pranowo Duduk di Alang yang Pernah Diduduki Presiden Jokowi

Masa inkubasi dari penyakit ini berkisar 1-14 hari yakni masa sejak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit. Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup pada tulang, kelenjar, susu, serta produk susu.

Lalu, bagaimana ciri-ciri umum Penyakit Mulut dan Kuku?

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara, Lukas Lukas Pasari Datubari menjelaskan ciri-ciri umumnya adalah nafsu makan menurun atau tidak ada nafsu makan. Kemudian keluar air liur berlebihan dan menggantung. Kerbau terlihat lemah dan air liur berbusa. Lalu, terdapat luka pada kuku atau kukunya lepas.

“Itu ciri-ciri umum. Kalau masyarakat melihat ternaknya mengalami gejala seperti ini, segera melapor kepada kami supaya segera diambil tindakan-tindakan dengan cepat. Jangan tunggu parah baru melapor,” pinta Lukas.

Baca Juga  PT Pegadaian Serahkan Bantuan untuk Korban Tanah Longsor di Tana Toraja

Lukas mengatakan, meski sampai saat ini belum ditemukan kasus di Toraja, namun Penyakit Mulut dan Kuku ini bisa menyebar atau menular pada babi.

Merujuk penjelasan di situs Ditjen PKH Kementerian Pertanian, berikut sejumlah hal yang berpotensi memicu penularan PMK pada hewan ternak:

  1. Penularan paling umum terjadi akibat kontak langsung antara hewan sehat dengan hewan yang terinfeksi virus penyebab PMK.
  2. Penularan PMK pun bisa diperantarai oleh pakan, air, dan peralatan kandang yang tercemar oleh virus penyebab PMK. Paparan virus bisa berasal dari air susu, urin, kotoran, air liur dan leleran luka dari ternak yang terserang PMK.
  3. Sumber penularan lain dapat berasal dari pakaian peternak yang kotor, alas kaki, perkakas kandang, area kandang, hingga kendaraan angkutan hewan ternak, yang terkontaminasi oleh virus penyebab PMK. Manusia bisa punya peran penting dalam penularan PMK dari hewan satu ke hewan yang lain.
  4. Produk hewan yang dihasilkan oleh ternak yang terinfeksi kuman virus seperti daging dan susu, yang kemudian diberikan dalam kondisi mentah atau tidak matang sempurna kepada ternak babi juga bisa menjadi sumber penularan yang potensial.
  5. Pada kondisi cuaca tertentu, patogen virus PMK pun bisa menyebar bersama angin ke kandang peternakan lain di sekitar hewan yang terinfeksi atau tempat terjadinya wabah. (*)
Baca Juga  KABAR DUKA: Mantan Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan, Tutup Usia

Penulis: Arsyad Parende
Editor: Arthur

Komentar