KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Tiga politisi senior, yang juga mantan anggota DPRD Tana Toraja dari tiga partai politik berbeda, kini bergabung dan mendaftar menjadi calon anggota Legislatif (Caleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tana Toraja untuk Pemilu Legislatif (Pileg) tahun 2024.

Ketiga mantan anggota DPRD Tana Toraja tersebut, masing-masing Amir Logha, yang sebelumnya merupakan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Amir Logha merupakan mantan anggota DPRD Tana Toraja dua periode.

Kemudian ada Paulus Paonganan, mantan anggota DPRD Tana Toraja dari PDI Perjuangan.
Ikut juga bergabung mantan anggota DPRD Tana Toraja dari Partai Gerindra, Adolfina Pakonglu.

Selain ketiga mantan anggota DPRD Tana Toraja tersebut, menurut Ketua PSI Tana Toraja, Rianto Turun Nio, masih ada lagi beberapa tokoh masyarakat yang cukup berpengaruh dan berpotensi meraih banyak suara, yang bergabung ke PSI.


“Kekuatan PSI di Toraja semakin jelas terlihat bahwa partai ini benar-benar serius dalam mencapai target, yakni satu fraksi di DPRD Tana Toraja. Ini ditandai dengan bergabungnya sejumlah tokoh-tokoh politik senior dan mantan anggota DPRD,” tutur Rianto, Kamis, 9 Februari 2023.
Menurut Rianto, konsep PSI yang berbeda dengan partai politik lain terkait pengusungan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, membuat sejumlah tokoh tertarik dengan partai ini.
“Di PSI, pencalonan Bupati dan Wakil Bupati ditentukan oleh pengurus kabupaten, tanpa intervensi dari DPP. Olehnya itu tentu satu kebanggaan bagi kami jika diberikan ruang untuk menentukan sendiri figure-figur yang sangat baik dan berpotensi membangun daerah kita. Tentu catatannya adalah target satu Fraksi harus tercapai,” kata Rianto lebih lanjut.

Menurut Rianto, PSI sangat baik sampai saat ini karena terus konsisten dan mempertahankan kreativitas menjadi partai terbuka tanpa intervensi para elit politik. “Maka dari itu saya terus berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan kursi DPRD agar PSI Tana Toraja hadir untuk kerja,” katanya.
Diuraikan, konsep PSI dalam berjuang bersama yaitu tidak ada kader atau calon yang dirugikan karena ketika tidak terpilih akan diberikan kompensasi suara sesuai dengan raihannya. Begitu juga segala bentuk keputusan ada pada DPD masing-masing atau pimpinan daerah. “Yang penting tidak melanggar DNA PSI, yaitu korupsi, intoleran, dan poligami,” tegasnya.
Untuk mewujudkan misi ini, PSI Tana Toraja mengangkat Paulus Paonganan menjadi Ketua Bappilu. Pengalaman yang dimiliki Paulus, diharapkan bisa memilih caleg-caleg berkualitas sehingga target satu fraksi bisa tercapai. (*)
Penulis: Arsyad Parende
Editor: Arthur



Komentar