KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Jumlah kerbau yang menunjukkan gejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Toraja Utara terus bertambah. Selain dari sisi jumlah, sebarannya juga makin meluas.
Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara mencatat, sebanyak 55 ekor kerbau yang memperlihatkan gejala PMK ditemukan di tujuh kecamatan. Sementara jumlah kerbau yang terindikasi PMK di Pasar Hewan Bolu, juga bertambah menjadi 16 ekor.
Hal ini terungkap dalam coffee morning Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong dengan sejumlah wartawan yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara, Lukas Pasari Datubari, Kamis, 7 Juli 2022.
Beberapa hari sebelumnya, Dinas Pertanian Toraja Utara hanya mendeteksi 7 ekor kerbau yang mengalami gejala PMK di Pasar Hewan Bolu. Ketujuh ekor kerbau itu sudah diambil sampel darahnya oleh Balai Besar Veteriner Maros bersama Dinas Pertanian Provinsi Sulsel untuk diuji; apakah benar PMK atau bukan.
BERITA TERKAIT: 7 Kerbau Alami Gejala PMK, Dinas Pertanian dan Peternakan Isolasi Pasar Hewan Bolu
“Setelah kita lakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kerbau yang ada di Pasar Hewan Bolu, jumlah yang mengalami gejala PMK bertambah 9 ekor sehingga totalnya menjadi 16 ekor,” terang Lukas Pasari Datubari.
Selain 16 ekor yang ada di Pasar Hewan Bolu, lanjut Lukas, Dinas Pertanian dan Peternakan juga mendeteksi sebanyak 55 ekor kerbau yang mengalami gejala PMK yang tersebar pada tujuh kecamatan di Toraja Utara.
Ketujuh kecamatan itu, yakni Tallunglipu, Sesean, Tondon, Rantepao, Sanggalangi, Sesean Suloara, dan Kecamatan Sopai.
Lukas mengatakan, Tim Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara juga sudah melakukan penelusuran terhadap awal mula terjadinya Penyakit Mulut dan Kuku pada kerbau di Toraja Utara.
“Data sementara yang kita peroleh, diduga kuat PMK ini dibawa oleh hewan yang didatangkan dari luar Toraja, bahkan luar Sulawesi,” tutur Lukas.
Lockdown Lalu Lintas Hewan Antar Daerah
Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong mengatakan pemerintah Kabupaten Toraja Utara sudah melakukan sejumlah langkah pencegahan maupun penanggulangan meski hasil uji lab terhadap kerbau yang terindikasi PMK belum keluar dari Balai Besar Veteriner Maros.
“Langkah pertama yang kita lakukan, ini juga sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, adalah lockdown (penutupan) lalu lintas hewan antar daerah,” tegas Dedy, sapaan akrab Frederik Victor Palimbong.
Untuk sementara, kata dia, hewan, terutama kerbau dari luar tidak diperbolehkan masuk ke Toraja Utara. Demikian pula sebaliknya, kerbau dari Toraja Utara tidak boleh dibawa keluar.
“Langkah berikutnya adalah melakukan isolasi hewan di Pasar Hewan Bolu. Isolasi akan kita lakukan sampai hasil uji lab keluar. Setelah hasil uji lab keluar, nanti kita akan ambil langkah selanjutnya,” katanya.
Kemudian, lanjut Dedy, pemerintah Kabupaten Toraja Utara, melalui Dinas Pertanian, juga sudah melakukan penyemprotan disinfektan di area Pasar Hewan Bolu. Juga area kandang dimana terdapat kerbau yang memperlihatkan gejala PMK. Lalu ada treatmen antibiotik dan multivitamin.
“Untuk sementara ini kita memperketat penjagaan di Pasar Hewan untuk mengantisipasi meluasnya wabah PMK. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita sudah dapat vaksin PMK dari Kementerian Pertanian,” pungkas Dedy. (*)
Penulis: Arsyad Parende
Editor: Arthur
Komentar