4 dari 5 Dapur MBG di Makale Belum Beroperasi, Ribuan Siswa Belum Nikmati Makan Bergizi Gratis
- account_circle Arsyad Parende
- calendar_month 9 jam yang lalu

Penampakan Dapur MBG di Kelurahan Botang dan Mandetek Kelurahan Tambunan yang belum beroperasi. (Foto:Arsyad-Karebatoraja)
KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tana Toraja belum berjalan efektif.
Program yang mulai berjalan sejak Februari 2025 di Kabupaten Tana Toraja ini, hingga 7 bulan berjalan, belum semua sekolah bisa menikmati program andalan Presiden Prabowo tersebut.
Dari 5 Dapur MBG yang ditetapkan untuk melayani siswa se-Kecamatan Makale, 4 Dapur diantaranya ternyata belum beroperasi.
Satu dapur MBG yang sudah beroperasi yakni yang Dapur MBG di Jalan Starda Baru Kelurahan Kamali’ Pentalluan Makale yang sudah melayani sekitar 3 ribu siswa
Dari penelusuran yang dilakukan di lapangan, Rabu 24 September 2025, aktivitas beberapa Dapur MBG di Makale masih seputar pembenahan gedung dan belum ada aktivitas produksi makanan bergizi.
Salah satu Dapur MBG yang terletak di Kelurahan Botang Makale, saat didatangi masih sedang melakukan pembenahan gedung.
Deny selaku pihak pengelola saat diwawancarai prihal penyebab Dapur MBG belum beroperasi menjelaskan bahwa pihaknya baru mendapatkan gedung yang representatif sehingga saat ini masih dalam tahap pembenahan gedung.
“Kendala kita pak karena gedung untuk Dapur MBG ini ditentukan standarnya mulai dari ukuran dan konsep gedung, sementara di Kota Makale ini sangat susah mendapatkan gedung yang sesuai” jelas Deni
Deni mengatakan pihaknya sedang menggenjot penyelesaian gedung sesuai konsep dan kualifikasi yang ditentukan oleh pihak Badan Gizi Nasional.
“Kita target sampai akhir bulan ini bisa selesai dan selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan oleh Tim, kalau sudah memenuhi syarat baru kita bisa operasi” tutur Deni
Sementara itu, pantauan di Dapur MBG yang terletak di Mandetek Kelurahan Tambunan juga masih dalam tahap pembenahan gedung.
Asmar selaku penanggungjawab Dapur MBG di Mandetek mengatakan kendala yang dihadapi adalah sulitnya mendapatkan gedung yang sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.
“Standarnya sangat berat pak, mulai dari ukuran dapur minimal 20m x 20m, akses logistik untuk kendaraan, area loading dan unloading,ruang distribusi dan inspeksi makanan semua sudah ditentukan dan harus dipenuhi” urai Asmar.
Asmar mengatakan meskipun sudah menemukan gedung yang sesuai dengan ukuran, konsep gedung harus disesuaikan lagi sehingga gedung harus dikerja ulang untuk menyesuaikan konsep yang telah ditentukan.
“Kendala Kita di Toraja ini karena daerah gunung jadi susah menemukan gedung yang sesuai standar” tutup Asmar. (*)
- Penulis: Arsyad Parende
- Editor: Arthur
Saat ini belum ada komentar