KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan menghadiri pembukaan Sidang Raya XVIII Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Ke’te Kesu’, Toraja Utara, Sulsel, Jumat, 8 November 2024.
Sidang Raya XVIII PGI dijadwalkan berlangsung dari tanggal 8-13 November 2024. Sidang Raya ini akan dihadiri 1.100 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia, dari berbagai latar belakang etnis, dan denominasi kekristenan, baik melalui pertemuan raya pemuda, pertemuan raya perempuan, maupun sidang raya.
Selain Wapres Gibran Rakabuming Raka, sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih juga dijadwalkan hadir. Diantranya Mentri Agama Nasaruddin Umar dan Menteri Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti.
Jadwal kehadiran Wapres dan sejumlah Menteri ini diungkapkan Ketua Panitia Sidang Raya XVIII PGI, Pdt Musa Salusu dalam konferensi pers yang digelar di Rantepao, kemarin.
“Kita berharap jadwalnya tidak berubah dan Bapak Wapres bisa hadir di pembukaan,” ungkap Pdt Musa Salusu.
Konferensi pers ini dihadiri Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty dan Ketua Umum Badan Pekeja Sinode (BPS) Gereja Toraja (selaku tuan rumah), Pdt. Alfred Anggui.
Sekum PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty menerangkan PGI terdiri dari 97 grup sinode anggota dan ada 7 anggota baru, sehingga totalnya menjadi 104. Group sinode ini berasal dari bermacam-macam latar belakang, ada Pantekosta, Injili, Bethel, dan lainnya.
“PGI bukan denominasi dan PGI adalah rumah bersama. Oleh karena itu dia ekuimenes,” tutur Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty.
Sidang Raya, kata dia, merupakan alat konstitusi dari tangga dasar tata rumah tangga PGI, yaitu persidangan akbar yang diselenggarakan 5 tahun sekali.
“Lima tahun sekali untuk memilih kepengurusan yang baru. 5 tahun sekali untuk merumuskan program-program PGI dalam periode 5 tahunan,” katanya.
Ketua Umum BPS Gereja Toraja, Pdt Alfred Anggui berharap Sidang Raya XVIII PGI ini dapat berdampak bagi Toraja.
“Pelaksanaan Sidang Raya ini bukan hanya sekedar kongres namun bisa berdampak terhadap wisata Toraja, dimana banyak event yang dilaksanakan. Salah satunya event pendidikan dan masih banyak event lagi dimana diharapkan berdampak signifikan terhadap masyarakat toraja,” harap Pdt. Dr. Alfred.
Ketua Panitia Sidang Raya XVIII PGI, Pdt Musa Salusu lebih lanjut menjelaskan bahwa disamping menyaksikan suasana sidang raya dalam konteks budaya seperti pembukaan dilaksanakan di Ke’te’ Kesu dilanjutkan di Puncak Dipomelo Pindan selanjutnya akan melakukan kunjungan-kunjungan ke jemaat, seperti Gereja Toraja, Gereja Pantekosta, dan sebagainya untuk merasakan bagaimana persekutuan gereja-gereja yang ada di Toraja.
“Juga akan dilaksanakan mini Indonesia exhibition dengan menghadirkan berbagai budaya di Indonesia yang bertempat di depan gereja pusat Rantepao,” terang Pdt Musa Salusu.
Dia menyatakan, untuk mendukung kegiatan ini, banyak orang yang menyediakan kendaraan untuk dipergunakan secara gratis.
“Dalam kepanitiaan terlibat juga memberikan dukungan komunitas dari Katolik, Muslim, dan Pantekosta untuk menyatakan kebersamaan dalam menyambut Sidang Raya ini,” ujar Pdt Musa.
Pada Sidang Raya ini juga diharapkan menerapkan prinsip ramah lingkungan, yaitu dengan mengurangi penggunaan kertas dan plastic.
“Kali ini, semua laporan akan terfasilitasi melalui app yang bernama “Sirampun” yang dibangun oleh panitia. Zero plastik dengan penggunaan tumbler dan juga tidak menggunakan banyak energi,” pungkasnya. (*)
Penulis: Monika R.A
Editor: Arthur
Komentar