Pohon Natal Model Tongkonan; Simbol dari Tata Kehidupan
- account_circle Monika Rante Allo
- calendar_month Kam, 11 Des 2025
- comment 0 komentar

Pohon Natal model rumah adat Toraja, Tongkonan dibuat oleh KSP Balo'ta dalam rangka memeriahkan Natal dan tahun baru 2026. (MRA/Kareba Toraja).
KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Beberapa bulan terakhir ini masyarakat Toraja dihebohkan dengan robohnya beberapa Tongkonan akibat dieksekusi menggunakan alat berat excavator. Sebelumnya, cara seperti ini tidak pernah ada, bahkan dianggap tabu. Namun faktanya, beberapa Tongkonan harus tumbang dengan alat berat akibat perselisihan para pihak di pengadilan.
Padahal, menurut Ketua KSP Balo’ta, Dedi Bongga, Tongkonan yang merupakan rumah adat suku Toraja merupakan simbol dari tata kehidupan.
Itu sebabnya, mengikuti anjuran pemerintah Kabupaten Tana Toraja untuk membuat Pohon Natal di Jalan Poros, Koperasi Simpan Pinjam Balo’ Toraja (KSP BALO’TA) membuat “Pohon Natal” dengan model rumah adat Toraja, Tongkonan.
Pohon Natal sederhana namun unik yang dibuat KSP Balo’ta dapat dilihat di Jalan Poros Makale-Rantepao, tepatnya di Rantelemo, Kecamatan Makale Utara.
Pencetus ide membuat Pohon Natal dengan model rumah adat Toraja ini adalah Dedi Bongga. Dia menyampaikan bahwa rumah adat merupakan simbol dari tatanan kehidupan.
“Rumah adat itu adalah simbol. Karena kita ini adalah etnis Toraja, merayakan Natal itu saya kira simbol-simbol itu tetap kita gunakan sekalipun sederhana tapi maknanya dalam karena simbol itu adalah tanda dari semua tatanan kehidupan,” terang Dedi, soal alasan menggunakan model Tongkonan
Ketua KSP Balo’ta yang sudah menjabat empat periode ini juga menyampaikan bahwa simbol yang dipasang artinya merayakan kelahiran Tuhan Yesus itu dengan seluruh potensi yang ada pada kita.
Dia juga mengatakan bahwa untuk menjaga lingkungan hidup pembuatan pohon Natal ini menggunakan barang bekas sebagai bahan utamanya
“Pembuatan pohon Natal menggunakan barang-barang bekas yang bisa dikategorikan sebagai limbah kita pakai. Disusun sedemikian rupa sehingga punya daya tarik dan unik sekaligus membersihkan dan menjaga lingkungan hidup,” pungkas Dedi. (*)
- Penulis: Monika Rante Allo
- Editor: Arthur

Saat ini belum ada komentar