Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata To’tarian Pangala’

Desa Wisata To’tarian Pangala salah satu kawasan yang berada di Kabupaten Toraja Utara dan memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan. (foto: dok. istimewa).


Penulis: Andi Melda Sri Amanda (Hasil Observasi Magang Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Bosowa.

Pendahuluan

Desa Wisata To’tarian Pangala terletak di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan. Desa ini dikenal kaya akan budaya Toraja yang unik dan autentik, dengan kehadiran rumah adat Tongkonan yang menjadi ikon warisan budaya Toraja. Tongkonan tidak hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga menyimpan nilai-nilai filosofi dan simbol kehormatan keluarga dalam masyarakat Toraja.

Namun, pengelolaan desa wisata bukan hanya soal memanfaatkan kekayaan budaya dan alam. Pemberdayaan masyarakat lokal menjadi kunci utama keberhasilan pengembangan desa wisata. Melibatkan masyarakat secara aktif dalam pembangunan dan pengelolaan tidak hanya meningkatkan potensi ekonomi, tetapi juga membantu melestarikan tradisi yang ada. Dalam konteks ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara memainkan peran penting dalam memajukan Desa Wisata To’tarian Pangala sekaligus menarik perhatian wisatawan untuk mengunjungi tempat ini.

Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara

Salah satu langkah awal yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah memastikan tersedianya infrastruktur yang memadai untuk mendukung Desa Wisata To’tarian Pangala. Pembangunan jalan menuju desa sudah menjadi prioritas utama untuk mempermudah akses wisatawan (Simarmata dan Panjaitan, 2019). Selain itu, dukungan terhadap fasilitas wisata seperti penginapan berbasis homestay, tempat parkir, dan area rekreasi turut direncanakan untuk memberikan kenyamanan bagi para pengunjung.

Pemberdayaan masyarakat menjadi fokus utama dalam program yang dicanangkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Pelatihan dapat diberikan kepada penduduk setempat untuk mengelola homestay, menjadi pemandu wisata, serta mengembangkan kuliner tradisional yang dapat menjadi daya tarik wisata. Selain itu, masyarakat juga diajarkan untuk memahami pentingnya menjaga nilai budaya lokal, sehingga pariwisata tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian budaya.

Baca Juga  Begini Kinerja Fiskal dan Pembiayaan UMKM Wilayah Tana Toraja dan Toraja Utara Bulan Juli 2022

Dengan pelatihan ini, masyarakat desa diajak untuk menjadi aktor utama dalam pengelolaan wisata. Hal ini tidak hanya memberikan dampak positif pada perekonomian lokal, tetapi juga meningkatkan rasa bangga masyarakat terhadap budaya dan tradisi mereka.

Potensi Wisata di Desa To’tarian Pangala

Desa Wisata To’tarian Pangala memiliki berbagai potensi yang dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Desa ini menjadi saksi hidup warisan budaya Toraja, mulai dari upacara adat seperti Rambu Solo (upacara pemakaman) hingga seni tari tradisional. Pengunjung juga dapat menikmati kerajinan tangan khas Toraja yang penuh nilai estetika, seperti ukiran kayu dan tenun tradisional. Semua ini menjadi daya tarik yang memperkaya pengalaman wisatawan selama berada di desa.

Keindahan alam To’tarian Pangala juga menjadi magnet bagi para wisatawan. Dengan lanskap yang dikelilingi pegunungan, hutan, dan sawah yang hijau, desa ini menawarkan suasana yang tenang dan asri. Pemandangan ini sangat cocok bagi wisatawan yang ingin melepas penat dari kehidupan kota.

Kuliner khas Toraja juga menjadi daya tarik tersendiri. Makanan tradisional seperti pa’piong (olahan daging dengan bumbu rempah yang dimasak dalam bambu) dan kopi Toraja yang terkenal kelezatannya dapat memanjakan lidah para wisatawan.

Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata

Pengembangan desa wisata tidak dapat dipisahkan dari peran aktif masyarakat lokal. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan pengelolaan desa wisata, mulai dari perencanaan hingga operasional.

Penelitian terdahulu oleh Gautama et al (2020) yang bertujuan untuk melakukan pengembangan wisata melalui pendekatan masyarakat diperoleh hasil bahwa pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan desa wisata dilakukan melalui program berbasis kemitraan yang melibatkan pemerintah, aparat desa, tokoh masyarakat, dan organisasi desa. Komitmen bersama ini menjadi dasar dalam menjadikan desa sebagai destinasi wisata. Pendekatan yang digunakan meliputi survei awal untuk memahami potensi, masalah, dan kebutuhan masyarakat, diikuti dengan pelatihan, pendampingan, monitoring, dan evaluasi. Literasi desa wisata menjadi fokus penting, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia lokal dalam pengelolaan wisata.

Baca Juga  17 Jemaah Calon Haji Tana Toraja dan 11 dari Toraja Utara Berangkat ke Mekkah

Penelitian lainnya oleh Andayani et al (2017) yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat di desa wisata Penglipuran dilakukan dalam tiga tahap yaitu secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengembangan wisata. Partisipasi ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan adat, meskipun menghadapi tantangan seperti modernisasi, keterbatasan sumber daya manusia, dan minimnya promosi wisata. Proses pemberdayaan juga melibatkan penguatan nilai-nilai sosial budaya lokal, menciptakan ketahanan sosial di tengah perubahan. Implikasinya adalah terjaganya warisan budaya serta transformasi tata nilai yang mendukung keberlanjutan desa wisata sebagai bagian dari identitas komunitas lokal.

Melalui pemberdayaan masyarakat, peluang ekonomi baru tercipta. Produk lokal seperti kerajinan tangan, hasil tani, dan makanan tradisional dapat dijual kepada wisatawan, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan homestay juga memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga. Dengan menempatkan budaya sebagai inti dari pengelolaan desa wisata, masyarakat diajak untuk menjaga tradisi mereka. Hal ini tidak hanya menjadi daya tarik wisatawan, tetapi juga membantu melindungi warisan budaya dari ancaman modernisasi. Pengembangan Desa Wisata To’tarian Pangala diharapkan memberikan berbagai dampak positif bagi masyarakat setempat dan Kabupaten Toraja Utara secara keseluruhan.

Baca Juga  Mako Polres Toraja Utara Segera Pindah ke Panga

Dengan berkembangnya desa wisata, peluang usaha baru akan muncul, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Melalui program yang terencana, budaya lokal tidak hanya akan tetap terjaga, tetapi juga dikenal lebih luas oleh wisatawan dari berbagai belahan dunia. Desa Wisata To’tarian Pangala memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Toraja Utara. Dengan pengelolaan yang baik, desa ini dapat menarik perhatian wisatawan dan menjadi ikon baru pariwisata di wilayah tersebut.

Penutup

Pengembangan Desa Wisata To’tarian Pangala membutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan wisatawan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara telah memainkan peran strategis dalam mendukung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Namun, keberhasilan program ini juga memerlukan dukungan aktif dari masyarakat setempat untuk menjaga budaya dan tradisi mereka.

Harapan ke depan, Desa Wisata To’tarian Pangala dapat menjadi destinasi wisata favorit yang tidak hanya menawarkan keindahan alam dan budaya, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi masyarakat lokal. Dengan demikian, desa ini tidak hanya menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan, tetapi juga simbol kebanggaan bagi masyarakat Toraja.

Daftar pustaka

Andayani, A. A. I., Martono, E., & Muhamad, M. (2017). Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata dan implikasinya terhadap ketahanan sosial budaya wilayah (studi di desa wisata Penglipuran Bali). Jurnal Ketahanan Nasional, 23(1), 1-16.

Gautama, B. P., Yuliawati, A. K., Nurhayati, N. S., Fitriyani, E., & Pratiwi, I. I. (2020). Pengembangan desa wisata melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 355-369.

Simarmata, H. M., & Panjaitan, N. J. (2019). Strategi pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif dalam peningkatan perekonomian masyarakat kabupaten toba samosir. Jurnal Ekonomi dan Bisnis (EK dan BI), 2(2), 189-201. (*)

Komentar