Oleh: Viani Octavius — Politisi Golkar – Advokat
PARTAI GOLKAR selalu sangat berhasil dan banyak melahirkan politisi yang handal secara kolektif dan cukup merata dari seluruh persada tanah air secara umum.
Tetapi dalam primasi kepemimpinan nasional secara khusus, Partai Golkar tidak mampu melahirkan figur yang bisa muncul sebagai lokomotif baru, yang bisa diendorse dan diterima secara luas di internal partai dan sekaligus menerima dukungan dan kepercayaan kuat dari eksternal masyarakat.
Perjuangan dan jejak politik para elitis Partai Golkar, sejatinya lebih lokal melahirkan pemimpin daerah, yang meski secara nasional hasilnya di legislatif dan di eksekutif pada level kepemimpinan daerah, provinsi dan atau kota, kabupaten cukup positif, meski mulai tergerus, tetapi tidak signifikan mengerucut pada seorang figur, yang memiliki nilai kepemimpinan, kapasitas, kompetensi, passion personal yang populis, yang memiliki nilai jual politik dan daya tawar – bargaining politic, untuk kepemimpinan nasional.
Hasilnya lebih kepada penguatan dan konsolidasi internal untuk eksistensi Partai Golkar, tidak untuk ” duc in altum – lompatan lebih dalam ” ke masyarakat sebagai calon pemimpin nasional yang disiapkan, oleh Partai Golkar.
Partai Golkar perlu menata diri dan quick responsif terhadap arus perubahan politik yang lebih berciri populis, yang disukai oleh generasi millenium dan gen Z yang lebih dari 50 % sebagai voters yang menginginkan dan menentukan figur pemimpin nasional kedepan.
Mesti cepat berbenah untuk bisa menampilkan figur tersebut pada kepemimpinan nasional dengan melahirkan atau membentuk dalam proses dan dinamika Partai Golkar.
Munas ataupun Munaslub secara normatif ada. Tertulis. Sangat jelas tentang syarat pelaksanaanya.
Dialektika politiknya, bukan semata pada perdebatan sesuai atau tidak waktu untuk implementasi ketentuan juridis formal organisatoris Partai Golkar,bukan pula pada how to defend jika signifikansi politiknya, bahwa Partai Golkar solid.
Agenda terbesarnya yang perlu diretas bersama secara kolektif kolegial agar linear hasil antara posisi Partai Golkar dalam pusaran eksekutif kepemimpinan nasional bisa tercapai.
Pentingnya hal ini, apakah ingin diagendakan untuk pemilu 2024 yang berarti bisa dilaksanakan Munaslub,atau penguatan akseleratif Partai Golkar di last minute terkait rekomendasi Dewan Pakar dari opsi yang ada,untuk menentukan sikap dan arah politik Partai Golkar di pilpres, atau memilih pasca pemilu 2024 pada saat Munas berkala sebagai evaluasi bisa terkait achievment target politic atau evaluasi atas ketidakberhasilan yang mengulang sejarah, tetapi apapun pilihannya, tentu saja hasilnya akan berbeda, itu hak sepenuhnya dari pemilik suara Partai Golkar yang menentukan.
Vox Golkar – Vox Populi.
Komentar