KAREBA-TORAJA.COM, GANDASIL — Program Hilirisasi Kopi Berbasis Korporasi Petani mulai memperlihatkan hasil yang cukup menggembirakan bagi kelompok tani di Salubarani, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja.
Sejumlah korporasi petani dan masyarakat mulai merasakan manfaatnya, baik dari sisi produktifitas maupun pendapatan.
“Kelembagaan petani perlu dikuatkan. Petani sebagai kelompok produksi akan mengarah menjadi kelompok ekonomi petani (KEP),” ungkap PPL Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Tana Toraja, Hariadi, SP, Sabtu, 30 September 2023.
Menurut Hariadi, Tana Toraja sebagai salah satu penghasil kopi specialty dunia sangatlah potensial untuk terus dikembangkan. Untuk itu, menjaga produksi dan mutu panen serta pasca panen akan menghasilkan produk turunan kopi siap seduh bagi pencipta kopi Nusantara dan mancanegara.
Hariadi memberi contoh, salah satu Korporasi Petani di Kecamatan Gandangbatu Sillanan, yakni Kopinta dalam kurun waktu 2021-2023 melalui pendampingan PPL Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Tana Toraja serta PPSDMP Sulsel, sudah mampu melakukan produksi bibit kopi bersertifikat sampai produksi greenbean serta kopi bubuk melalui kemitraan dengan beberapa pelaku usaha kopi.
“Itulah pentingnya hilirisasi berbasis korporasi petani, dimana industri kopi hulu hilir skala kecil menengah ini berbasis pemberdayaan petani,” katanya.
Albert Otto, Ketua Korporasi Kopinta menyampaikan, salah satu contoh dari tahun 2021-2023 produksi bibit kopi dilakukan secara massal di Dusun Kaluku Kelurahan Salubarani bermitra dengan penyedia bibit nasional dari Makassar setiap tahun rata-rata 100 ribu bibit diproduksi di Salubarani.
Kopinta sebagai salah satu wadah kelembagaan petani sudah mengarah ke program hilirisasi Ditjenbun Kementerian Pertanian.
Sementara itu, Kepala lingkungan Kaluku, Ahmad Alexander sangat mendukung kegiatan karena melibatkan 48 KK sehingga menambah pendapatan masyarakat. (*)
Penulis: Desianti/Daniel KL
Editor: Arthur
Komentar