Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Adat dan Budaya » Singgung Adat Toraja dalam Stand Up Komedi, Komika Pandji Pragiwaksono Panen Kecaman dari Warga Toraja

Singgung Adat Toraja dalam Stand Up Komedi, Komika Pandji Pragiwaksono Panen Kecaman dari Warga Toraja

  • account_circle Arsyad Parende/Desianti
  • calendar_month Ming, 2 Nov 2025
  • comment 0 komentar

Soal mayat di ruang tamu, menurut Benyamin hal itu merupakan pelecehan adat. Dalam kepercayaan Toraja, kata dia, jenazah bukan mayat tetapi to’makula (orang yang sedang tidur panjang), yang masih dianggap sebagai bagian dari keluarga sampai hari pengantarannya ke tempat peristirahatan abadi.

“Ini bukan horror. Ini adalah cinta, penghormatan, spiritualitas tinggi,” tegas Benyamin.

Untuk itu, Pandji Pragiwaksono diminta untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Toraja atas pernyataan tersebut. Panji juga diminta untuk belajar lebih mendalam adat dan filosofi Rambu Solo’.

Sorotan terhadap pernyataan Pandji Pragiwaksono juga muncul dari sineas Toraja, yang juga mantan Ketua KNPI Kabupaten Toraja Utara, Belo Tarran. Menurut Belo, menjadikan adat Toraja sebagai bahan candaan atau lelucon dari figur publik, seperti Pandji Pragiwaksono merupakan penyesatan logika.

Belo Tarran menyoroti dua pernyataan Panji yang disebut sesat logika, yakni pertama, banyak orang Toraja jatuh miskin setelah menggelar pesta atau upacara kematian. Kedua, karena tidak punya duit untuk pemakaman, jenazah akhirnya dibiarkan di ruang tamu.

“Pada poin kedua, justru kenyataannya berbeda. Orang Toraja yang tidak memiliki biaya (tidak mampu) tidak akan pernah menyimpan jenazah di rumah. Keluarga biasanya akan segera memutuskan untuk menguburkan jenazah. Selain itu, masyarakat Toraja tidak pernah menyimpan jenazah di ruang tamu, melainkan di dalam kamar,” kata Belo, Minggu, 2 November 2025.

Menurut Belo, dalam Konteks Aluk Todolo, pemahaman orang Toraja tentang kehidupan dan kematian sangat dipengaruhi oleh konsep kosmogoni dan geneologi mereka yang dalam banyak aspek berkaitan erat dengan ajaran Aluk Todolo.

“Bagi orang Toraja, segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari langit dan kelak akan kembali ke langit. Konsep ini tidak hanya mengatur cara mereka memandang kehidupan, tetapi juga memberikan struktur yang sangat kuat terhadap bagaimana mereka menjalani ritus-ritus kehidupan, termasuk ritual kematian,” katanya.

  • Penulis: Arsyad Parende/Desianti
  • Editor: Arthur

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less