KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Proses pembongkaran lapak-lapak pedagang di Pasar Sore Rantepao, yang sedianya mulai dilaksanakan pada Jumat, 1 Juli 2022, ditunda.
Penundaan itu terjadi setelah ratusan pedagang melakukan aksi unjuk rasa pada Kamis, 30 Juni 2022 dan dilanjutkan dengan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Toraja Utara, Jumat, 1 Juli 2022.
“Salah satu poin kesepakatan antara pemerintah, DPRD, dan para pedagang dalam RDP tadi adalah tidak ada pembongkaran lapak-lapak di Pasar Sore sebelum mendapat tempat yang layak untuk relokasi sementara,” ungkap Ketua DPRD Toraja Utara, Nober Rante Siama’.
Rapat Dengar Pendapat ini dihadiri Penjabat Sekretaris Daerah Toraja Utara, Salvius Pasang, Kepala Badan Pendapatan Daerah, Paris Salu, Kepala Dinas Perkimtan, Kepala Perpustakaan dan Arsip, dan Camat Rantepao mewakili pemerintah dan ratusan pedagang Pasar Sore Rantepao.
Selain penundaan pembongkaran lapak-lapak, dua poin lainnya dari tiga poin kesepakatan adalah opsi lokasi relokasi pedagang, yakni Bantaran Sungai Ba’lele, bekas Asrama Elim, dan aset RS Silloam yang berada di belakang Lapangan Bakti Rantepao.
Para pedagang menekankan bahwa mereka tidak menolak relokasi, tetapi pemerintah diminta menyediakan tempat relokasi yang represtatif.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toraja Utara berencana merelokasi pedagang di Pasar Sore Rantepao karena lokasi itu akan dibangun Alun-Alun Kota dan Gedung Perpustakaan Moderen.
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 6,5 miliar dalam APBD tahun 2022 untuk pembangunan Alun-alun Kota Rantepao.
Alun-alun Kota Rantepao akan dibangun di bekas pertokoan lama Rantepao dan kawasan di sekitar Art Centre Rantepao.
Menurut rencana, area sekitar Art Centre, yang terletak di antara Jalan Andi Mapanyukki – Jalan Landorundun – Jalan Niaga – Jalan Pembangunan akan direvitalisasi secara menyeluruh.
Bangunan yang tidak dibongkar adalah tugu Pongtiku, Museum, dan Kantor Perpustakaan dan Arsip. Untuk yang disebut terakhir, akan dimodifikasi dan dijadikan kantor Camat Rantepao. (*)
Penulis: Desianti
Editor: Arthur
Komentar