Pemahat Batu Terpanggil Menjadi Penyelenggara Pemilu, Alasannya Bikin Bangga

Ini adalah kisah tentang seorang pemahat batu asal Sangalla’, Kabupaten Tana Toraja. Namanya Monto. Sehari-harinya, pria lulusan SMA ini bekerja sebagai pengrajin atau pemahat batu. Batu hasil pahatan Monto ini biasanya digunakan masyarakat sebagai pengalas tiang rumah (parandangan, dalam istilah Toraja).

Meski berprofesi sebagai pemahat batu, namun hal itu tidak menyurutkan niat Monto untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa, terutama di bidang demokrasi. Dia pun mendaftar sebagai calon Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Sangalla’.

Pendidikannya yang hanya SMA dengan latar profesi tukang pahat batu tidak membuat Monto takut bersaing dengan pelamar lain yang rata-rata berpendidikan sarjana. “Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan,” kata Monto, saat diwawancarai di sela-sela Rapat Pleno KPU Kabupaten Tana Toraja di hotel Pantan, beberapa hari lalu.

Baca Juga  Kemenangan Capai 80%, Ketua Gerindra: Bukti Kecintaan Masyarakat Toraja Utara Terhadap Prabowo-Gibran

Monto pun lolos menjadi salah satu dari 5 anggota PPK Kecamatan Sangalla’ pada Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur dan Bupati/Wakil Bupati Tana Toraja tahun 2024.

“Tidak ada motivasi lain. Saya hanya ingin melayani dan berbakti kepada bangsa, negara, dan daerah,” kata dia.

Apakah Monto mau jadi penyelenggara Pemilu hanya karena gaji atau pendapatan? “Kita tidak bisa bandingkan, apalagi jenis pekerjaan yang berbeda. Intinya menjadi pelayan publik memiliki cerita dan keindahan tersendiri dan sangat memuaskan, bukan berapa yang diterima melainkan apa yang sudah dilakukan,” katanya.

Cek per cek ternyata bukan baru kali ini saja Monto terlibat sebagai penyelenggara Pemilu. Dia memulainya dari yang paling kecil, yakni menjadi anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS). Kemudian, maju ke Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat Lembang (Desa).

Baca Juga  Setelah Ombas, Bro Dedy Juga Mendaftar di Partai Demokrat Toraja Utara

“Karena pengalaman di KPPS dan PPS, saya memberanikan diri mendaftar PPK. Puji Tuhan lolos,” ungkapnya.

Menjadi penyelenggara Pemilu, menurut Monto, susah-susah gampang. “Kuncinya adalah apakah kita mau belajar dan mau bekerja? Karena jadi penyelenggara sebenarnya kita tinggal mau bekerja dimana sistemnya sudah ada dilengkapi dengan rambu-rambu, maka kita sudah dibekali dengan pedoman yang jelas yakni undang-undang,” jelas Monto.

Adakah kesan yang paling menarik selama menjadi penyelenggara Pemilu? “Siapapun yang menjadi penyelenggara, selalu diukur dari hasil kinerja yang telah dilakukan. Untuk mewujudkan kinerja yang baik alasannya hanya satu yakni disiplin karena ketika kita disiplin maka yakin dan percaya pasti bertanggung jawab dengan job yang telah dipercayakan,” pungkasnya. (*)

Baca Juga  Evivana Rombe Datu Dilantik Jadi Wakil Ketua DPRD Tana Toraja Untuk Kedua Kalinya

Citizen Reporter: JM, temannya Monto
Editor: Arthur

Komentar