KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hadir untuk membantu masyarakat mendapatkan akses kesehatan yang layak. Program ini juga bertujuan untuk menghindari kesulitan pembiayaan masyarakat saat sakit. Beberapa penyakit membutuhkan rangkaian penyembuhan bertahap sehingga membutuhkan biaya yang tak sedikit. Seperti penyakit syaraf yang diderita oleh Wenny Payung Langi (25) peserta program JKN dari Desa Bokin Kecamatan Rantebua Kabupaten Tana Toraja.
“Saat ini sakit syaraf dan menggunakan BPJS untuk pengobatanya. Sudah beberapa kali dirawat di rumah sakit Elim, kontrol dan mengambil obat tanpa biaya selama ini,” ujarnya.
Dirinya tercatat sebagai penerima manfaat program JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) mengaku menerima banyak manfaat. Ia sampai saat ini masih menjalani rangkaian proses penyembuhan sakit syaraf. Kepada Tim Jamkesnews (16/11) saat menunggu antrian untuk kontrol di poli syaraf RS Elim, ia menceritakan kronologi awal mula sakit yang dideritanya.
“Waktu itu rasa nyeri dikepala dan pusing karena sudah tidak tertahankan akhirnya saya masuk UGD Rumah Sakit Elim sekitar akhir Oktober. Saya dirawat selama empat hari lima malam dan akhirnya diperbolehkan pulang, namun harus rajin kontrol dan ambil obat,” terangnya.
Kondisi kesehatan Wenny saat ini membaik dan mulai bisa beraktifitas kembali. Biaya yang timbul karena proses penyembuhan pasca dirawat dirumah sakit dirasakan sangat ringan karena sudah ditanggung oleh Program JKN untuk biaya kontrol dokter hingga penebusan obat. Dari banyaknya manfaat yang diterima ia tidak ragu untuk merekomendasikan Program JKN kepada masyarakat yang belum terdaftar.
“Mungkin kalau tidak memakai BPJS biaya pengobatan akan lebih mahal karena banyak obat yang harus ditebus. Berkat BPJS semuanya gratis tanpa biaya walaupun gratis namun selama ini tidak ada perbedaan pelayanan dengan pasien umum semuanya sama,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama Tim Jamkesnews mencoba menyampaikan berbagai fitur dari Mobile JKN. Terlebih untuk Wenny sebagai pasien yang rutin berobat dan harus bolak–balik ke klinik terkadang harus menunggu antrean lama. Dengan fitur antrean online dari Mobile JKN permasalahan tersebut bisa disiasati karena pasien bisa mendaftar terlebih dahulu dari rumah tanpa harus datang ke faskes dahulu.
“Sebelumnya memang sudah pernah pakai Mobile JKN tapi biasanya hanya akses kartu digital atau fitur info peserta untuk cek keaktifan. Fiturnya ternyata banyak salah satunya antrean online yang memudahkan pasien untuk berobat di rumah sakit,” ungkapnya.
Dirinya berharap akan terus menerima manfaat Program JKN dan juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan dan pemerintah. Biaya beban kesehatan yang dirasa berat untuk penyakitnya sudah terbantu dengan hadirnya program tersebut. Manfaat yang dirasakan tidak hanya ketika berobat di rumah sakit namun juga di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas.
“Biasanya juga pakai BPJS di Puskesmas Bokin. Di sana pelayanannya juga sudah baik dan ada dokter jaga sehingga tidak perlu lagi jauh jauh ke rumah sakit,” tambahnya.
Di penghujung waktu ia juga berharap kepada BPJS Kesehatan agar lebih gencar menyosialisasikan program baru terutama kepada masyarakat desa. Ia berpendapat beberapa masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masih belum paham mengenai program tersebut. Semakin banyak masyarakat yang ikut program JKN semakin banyak masyarakat yang terlindungi kesehatannya.
“Terima kasih untuk BPJS yang sudah membantu saya dan keluarga untuk medapatkan pengobatan gratis. Semoga program yang sudah ada ini terus berkelanjutan dan semakin banyak masyarakat yang pakai Mobile JKN agar semakin mudah terutama bagi mereka yang mau berobat ke faskes,” tutupnya. (*)
Penulis: Arsyad Parende/Rls
Editor: Arthur
Komentar