KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Simposium bertajuk Deteksi Dini Kanker Bagi Dokter Pelayanan Klinis di gelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Toraja Utara, Sabtu, 18 Februari 2023 bertempat di Aula RS. Elim Rantepao, Toraja Utara.
Ketua Panitia Simposium, dr. Arida Sumbayak mengatakan kegiatan ini dogelar dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari.
Dokter Arida Sumbayak mengatakan hari ini temanya adalah deteksi dini kanker untuk dokter-dokter yang berada pada garis paling depan sehingga yang diundang adalah dokter umum dan dokter gigi.
“Para dokter ini nantinya akan dibekali ilmu tentang bagaimana deteksi dini 6 jenis kanker yang paling banyak ditemui di Toraja supaya nanti lebih cepat dideteksi jika ada penderita kanker,” urai dr. Arida Sumbayak.
Sementara itu, ketua IDI Toraja Utara mengatakan kegiatan Ini adalah program IDI yang menjadi salah satu keputusan rapat kerja pengurus.
“IDI Toraja Utara dalam setahun minimal dilaksanakan 4 kali kegiatan ilmiah tentu tujuannya adalah peserta bisa dapat ilmu dan teman sejawat bisa berbagi ilmu jangan ilmunya hanya untuk diri sendiri,” katanya.
“Ini juga menjadi ajang silaturahmi dan tukar informasi baik terkait masalah pelayanan maupun masalah lain yang berkaitan dengan kegiatan profesi,” ujarnya lebih lanjut.
Simposium Deteksi Dini Kanker Bagi Dokter Pelayanan Klinis ini menyajikan 7 materi yakni 6 materi tentang kanker dan 1 materi tentang kode etik.
7 materi ini diantaranya materi pertama tentang Etika dan Keselamatan Pasien oleh dr. Welly Hosea, SpOG. Pada materi ini Dokter diminta agar berusaha semaksimal mungkin dmenjelaskan tentang penyakit pasien termasuk jika ada tindakan yang disarankan untuk penanganan penyakitnya dan peluang kesembuhannya.
Materi kedua dari dr. Jerisatrio S Tarukallo , SpOG dengan judul materi Deteksi Dini Kanker Mulut Rahim. Berhubung kanker ini sering tidak ada keluhan, maka disarankan bagi wanita yang telah aktif secara seksual, untuk wajib melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan Pap Smear dan hasilnya dikonsultasian dengan Dokter Spesialis Obgyn.
Materi ketiga dari dr. Stella F Attu, SpTHT-KL dengan judul materi Deteksi Dini Kanker Naso Faring / Kanker Tenggorokan. Jika ada keluhan telinga berdenging disertai ingus berdarah dan hidung tersumbat, segeralah ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Jika dalam 3 minggu, keluhan tidak berkurang, maka segra bertemu dengan Dokter Spesiakis THT.
Materi keempat dr. Filemon Sandjaja, SpP dengan judul materi Deteksi Dini Kanker Paru. Jika ada gejala batuk disertai nyeri dada yang lebih dari 2 minggu, segeralah ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama untuk diperiksa lebih lanjut sekaligus menyingkirkan kecurigaan penyakit TBC. Faktor resiko terbanyak untuk Kanker Paru adalah kebiasaan merokok. Karena itu, jauhilah rokok.
Materi kelima dari dr. Noverio Samban Tarukallo, SpPD. dengan judul materi Deteksi Dini Kanker Hati. Kanker Hati merupakan penyebab nomor 2 kanker pada pria dan nomor 6 pada wanita.
Sering terdeksi pada saat stadium lanjut sehingga penanganannya sering terlambat. Oleh karena itu, semakin dini dideteksi maka penanganan akan lebih optimal.
Materi keenam dari dr. Prarindra K Toriki, SpA dengan judul materi Deteksi Dini Keganasan Hematologi (Darah) pada Anak. Kanker Darah yang paling sering dialamai oleh anak adalah Leukemia. Dapat mengenai sejak usia 1 tahun. Jika didapati bayi atau anak dengan gejala demam karena alasan yang tidak jelas selama 14 hari walaupun sudah di beri pengobatan, kemudian ada rasa capek, lemas , pucat, mudah infeksi, mudah perdarahan, nyeri persendian dan riwayat keluarga yang terkena kaner, segeralah ke Puskesmas atau Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama lainnya, utk diperiksa lebih lanjut.
Dan materi ketujuh Dr. Syafari Manoppo, SpB dengan judul materi Deteksi Dini Kanker Payudara. Salah satu kunci deteksi dini kanker payudara adalah meningkatkan kesadaran dan pengetahuan wanita mengenai kanker payudara. Hal ini dikarenakan ada banyak tantangan dalam deteksi dini kanker payudara seperti rendahnya pengetahuan dan masih banyak yang mempercayai mitos. Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) yang dilakukan oleh dokter, dan pemeriksaan dengan bantuan Mammografi dengan atau tanpa USG payudara. Deteksi dini saat ini juga dapat dilakukan dengan deteksi gen. Semakin dini kanker payudara ditemukan, maka keberhasilan pengobatan dan kesembuhan akan semakin tinggi. (*)
Penulis: Arsyad Parende
Editor: Arthur
Komentar