KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Salah satu rangkaian kegiatan puncak peringatan 110 Tahun Injil Masuk Toraja (IMT) adalah parade syukur yang digelar selama 4 hari berturut-turut.
Hari pertama yang dimulai Selasa 14 Maret 2023 diikuti oleh klasis – klasis dari BPS wilayah 1 dan 2, Hari kedua diikuti oleh Klasis wilayah 3 dan 4, hari ketiga dari wilayah 5 dan 6 dan hari keempat diisi dengan parade Nusantara yang diikuti komunitas dari luar Gereja Toraja yang ikut menyemarakkan 110 Tahun IMT.
Dalam parade syukur ini, ragam adat dan budaya baik itu kesenian, busana, dan sumber daya alam dari daerah asal klasis ditampilkan oleh masing-masing klasis.
Para anggota jemaat Gereja Toraja yang hadir mementaskan kearifan lokal daerahnya seolah sangat menyatuh dengan budaya dimana mereka berasal.
Contohnya saja Klasis Makassar yang dalam parade syukur hadir menggunakan baju adat Makassar dan mementaskan tarian – tarian dan atraksi khas Makassar bahkan Walikota Makassar Dani Pomanto turut hadir dalam arak-arakan Klasis Makassar dalam parade syukur tersebut.
“Hal ini membuktikan bahwa Gereja Toraja dalam perjalanannya dinilai telah berakar secara kultur dimana Gereja Toraja itu hadir,” ungkap anggota DPRD Provinsi Sulsel dari Partai PDI Perjuangan, Dan Pongtasik di sela-sela parade syukur hari kedua,Rabu, 15 Maret 2023.
Bahkan Dan Pongtasik juga hadir dalam balutan busanan suku Makassar lengkap dengan Patonro’ (Hiasan Kepala), Busana ini digunakan karena Dan Pongtasik hadir sebagai perwakilan dari Klasis Makassar.
Dan Pongtasik mengatakan antusias warga Gereja Toraja dari luar Toraja yang hadir membawa ciri khas masing-masing menandakan bahwa Gereja Toraja sudah berakar secara kultur dimana dia hadir.
“Gereja tidak lagi menjadi terasing dari masyarakat sekitar,” kata Dan Pongtasik lebih lanjut.
Di usia 110 Tahun Injil Masuk Toraja ini, Dan Pongtasik berharap Gereja Toraja tetap pada pelayanan umat ditengah tantangan dunia yang semakin maju dan modern serta tantangan terhadap materialisme dan egoisme yang bisa saja mengganggu nilai-nilai persekutuan. (*)
Penulis: Arsyad Parende
Editor: Arthur
Komentar