Akui Ignorant Soal Adat dan Budaya Toraja, Komika Pandji Pragiwaksono Minta Maaf
- account_circle Arsyad Parende
- calendar_month Sel, 4 Nov 2025
- visibility 2.870
- comment 0 komentar

Komika Pandji Pragiwaksono meminta maaf kepada masyarakat Toraja atas kekeliruannya dalam memahami adat Toraja. Permintaan maaf ini disampaikan di akun instagram miliknya. (Foto: dok. istimewah).
KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Beberapa hari potongan video stand up komedinya viral di media sosial dan menuai banyak kecaman, bahkan laporan polisi, dari masyarakat Toraja, komika Pandji Pragiwaksono akhirnya minta maaf.
Melalui akun Instagram pribadinya, @pandji.pragiwaksono, Selasa, 4 November 2025, Panji menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Toraja dan menyadari bahwa bahan stand up komedi yang dia sampaikan tahun 2013 yang lalu itu berdasarkan kekurangtahuannya (ignorant) terhadap adat istiadat dan budaya Toraja.
“Tadi malam, saya berdialog dengan Ibu Rukka Sombolinggi, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Dalam pembicaraan kami lewat telepon, Ibu Rukka menceritakan dengan sangat indah tentang budaya Toraja tentang maknanya, nilainya, dan kedalamannya. Dari obrolan itu, saya menyadari bahwa joke yang saya buat memang ignorant, dan untuk itu saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Toraja yang tersinggung dan merasa dilukai,” urai Panji.
Dipantau KAREBA TORAJA, postingan itu dibuat pada Selasa, 4 November 2025 pagi. Dan hingga menjelang siang, postingan Pandji itu sudah ditanggapi 18.688 kali. Akun bercetang biru ini memiliki 1,2 juta pengikut.
Pandji Pragiwaksono mengakui bahwa dalam beberapa hari terakhir, dia menerima banyak protes dan kemarahan dari masyarakat Toraja terkait sebuah joke dalam pertunjukan Mesakke Bangsaku tahun 2013.
“Saya membaca dan menerima semua protes serta surat yang ditujukan kepada saya,” katanya.

Saat ini, kata dia, ada dua proses hukum yang berjalan: proses hukum negara, karena adanya laporan ke kepolisian, dan proses hukum adat. Berdasarkan pembicaraan dengan Ibu Rukka, penyelesaian secara adat hanya dapat dilakukan di Toraja.
BERITA TERKAIT: Dinilai Hina Suku Toraja, Komika Pandji Pragiwaksono Dilaporkan ke Bareskrim Polri
“Ibu Rukka bersedia menjadi fasilitator pertemuan antara saya dengan perwakilan dari 32 wilayah adat Toraja. Saya akan berusaha mengambil langkah itu. Namun bila secara waktu tidak memungkinkan, saya akan menghormati dan menjalani proses hukum negara yang berlaku,” ungkapnya.
Pandji menyebut dirinya akan belajar dari kejadian ini, dan menjadikannya momen untuk menjadi pelawak yang lebih baik, lebih peka, lebih cermat, dan lebih peduli.
“Saya juga berharap kejadian ini tidak membuat para komika berhenti mengangkat nilai dan budaya dalam karya mereka. Menurut saya, anggapan bahwa pelawak tidak boleh membicarakan SARA kurang tepat. Indonesia adalah negara dengan keragaman luar biasa: suku, agama, ras, dan antargolongan adalah bagian dari jati diri bangsa ini.
Yang penting bukan berhenti membicarakan SARA, tapi bagaimana membicarakannya tanpa merendahkan atau menjelek-jelekkan,” katanya.
“Semoga para komika di Indonesia terus bercerita tentang adat dan tradisi bangsa ini dengan cara yang lebih baik, lebih bijak, dan lebih menghormati,” Pandji mengakhiri tulisannya. (*)
- Penulis: Arsyad Parende
- Editor: Arthur

Saat ini belum ada komentar