KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI dan Provinsi Sulawesi Selatan dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Toraja Utara melakukan ujicoba aplikasi Elsimil untuk percepatan penurunan stunting.
Ujicoba aplikasi skrining dan pendampingan calon pengantin siap nikah dan hamil (aplikasi berbasis Web dan Mobile Application), dengan tema “Mewujudkan Percepatan Penurunan Stunting” Provinsi Sulawesi Selatan ini dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Bupati Toraja Utara, Jumat, 6 Agustus 2021.
Stunting merupakan suatu keadaan gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Anak yang mengalami stunting akan mengalami perkembangan yang terhambat seperti kemampuan motorik yang rendah dan kemampuan kognitif yang rendah.
BKKBN melalui Direktorat Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem) pun mengembangkan sebuah aplikasi yang diberi nama ELSIMIL (Elektronik Siapnikah dan Hamil), yang akan menjalankan fungsi monitoring dan pendampingan untuk memastikan kesiapan menikah dan hamil.
Ke depannya, ELSIMIL tidak hanya menjalankan fungsi sebagai instrumen monitoring dan pendampingan, tapi sekaligus menjadi Big Data yang bisa memberikan gambaran analitis tentang kondisi kesehatan Calon Pengantin di masing-masing daerah di Indonesia.
Dengan begitu, desain strategi dan intervensi dalam program penurunan stunting bisa dijalankan dengan lebih presisi sesuai kondisi faktual di masing-masing daerah.
Nofrijal S P.MA, Ketua Tim BKKBN, mengatakan uji coba aplikasi ini untuk mempersiapkan wilayah Toraja Utara sebagai wilayah percontohan atau model untuk mewujudkan percepatan penurunan Stunting, dimana dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama BKKBN menggunakan Kepres bahwa BKKBN sebagai Koordinator Penanganan Penurunan Stunting Nasional.
Sementara Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang, meminta program yang akan dilaksanakan ini harus dilaksanakan dengan baik. “Buat program yang logis, masuk akal, kedepankan kejujuran dan setiap tanggung jawab harus dijiwai, jangan ada program yang asal-asalan, kerjakan secara berkesinambungan dengan memberikan makanan bergizi, susu bagi penderita stunting, dan bisa diintervensi karena merupakan takdir (gen), yang perlu diantisipasi adalah kelahiran berikutnya,” terang Bassang. (*)
Penulis: Papa Rey
Editor: Arthur
Komentar