Peringati HDI, Biro Psikologi Bonafide dan PGSD UKI Toraja Gelar Diskusi “Gereja yang Ramah Anak Berkebutuhan Khusus”
- account_circle Arsyad Parende
- calendar_month Sab, 13 Des 2025
- comment 0 komentar

SPEKTA EDUFEST oleh Biro Psikologi Bonafide kerjasama PGSD UKI Toraja dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional. (Foto: Istimewa)
KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang jatuh setiap tanggal 03 Desember tiap tahunnya, Biro Psikologi Bonafide kembali menggelar SPEKTA EDUFEST, Sabtu 13 Desember 2025 bertempat di Kampus 3 UKI Toraja, Rantepao, Toraja Utara.
SPEKTA EDUFEST adalah kegiatan tahunan yang mengangkat isu pendidikan dan pelayanan inklusif bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Tahun ini, SPEKTA EDUFEST menjadi ruang kolaborasi bersama Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UKI Toraja dengan menyoroti dua isu utama, yakni inovasi media pembelajaran inklusif serta peran gereja yang ramah bagi anak berkebutuhan khusus.
Kegiatan ini diikuti oleh 36 kelompok mahasiswa PGSD yang menampilkan karya inovasi media pembelajaran inklusif, serta 114 peserta sharing session yang terdiri dari pengurus Sekolah Minggu dari berbagai gereja, dosen dan mahasiswa.
Acara dibuka oleh Ketua Program Studi PGSD UKI Toraja, Hakpantria, M.Pd yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peran calon guru dalam menghadirkan pendidikan yang adil dan inklusif sejak jenjang sekolah dasar.
Pengantar kegiatan disampaikan oleh Pimpinan Biro Psikologi Bonafide yang menegaskan komitmen lembaga tersebut dalam memperjuangkan hak dan kesejahteraan Anak Berkebutuhan Khusus.
Salah satu agenda utama SPEKTA EDUFEST adalah Sharing Session bertema “Gereja yang Ramah Anak dan Inklusif bagi Anak Berkebutuhan Khusus”.
Sharing Session ini dibawakan oleh Iindarda S. Panggalo, M.Psi., Psikolog, selaku psikolog Biro Psikologi Bonafide.
Dalam pemaparannya, Iindarda menekankan bahwa gereja memiliki peran penting sebagai ruang aman dan tempat pertumbuhan bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus.
“Anak berkebutuhan khusus tidak perlu diperlakukan berbeda, tetapi perlu dipahami dengan pendekatan yang tepat. Gereja dan sekolah harus menjadi tempat yang nyaman bagi mereka untuk bertumbuh,” urai Iindarda
Sharing session ini semakin diperkaya dengan pengalaman dan praktik, baik yang dibagikan oleh Pengurus RBM serta Pengurus Pusat Sekolah Minggu Gereja Toraja (SMGT). Berbagai pengalaman tersebut menunjukkan bahwa pelayanan inklusif dapat dimulai dari langkah-langkah sederhana, baik di gereja maupun di komunitas.
Usai sharing session, kegiatan dilanjutkan dengan Pameran Inovasi Media Pembelajaran Inklusif karya mahasiswa PGSD UKI Toraja.
Sebanyak 36 media pembelajaran dipamerkan dan dinilai dengan menitikberatkan pada kreativitas, kesesuaian dengan kebutuhan ABK, integrasi kearifan lokal Toraja, serta kelayakan implementasi di sekolah dan gereja.
Pameran ini juga menjadi bagian dari Ujian Akhir Semester mata kuliah Pendidikan Inklusif, sehingga mendorong mahasiswa menghasilkan karya yang tidak hanya teoretis, tetapi aplikatif dan berdampak.
Sebagai kegiatan tahunan, SPEKTA EDUFEST menjadi wujud nyata kepedulian Biro Psikologi Bonafide terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.
Melalui kolaborasi dengan PGSD UKI Toraja melalui mata kuliah Pendidikan Inklusif, kegiatan ini diharapkan terus menginspirasi sekolah dan gereja untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang ramah, inklusif, dan manusiawi bagi semua anak. (*)
- Penulis: Arsyad Parende
- Editor: Arthur

Saat ini belum ada komentar