KAREBA-TORAJA.COM, GANDANGBATU SILLANAN — Suasana ibadah Peneguhan Sidi di Gereja Toraja Jemaat Buntu, Kelurahan Benteng Ambeso, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Tana Toraja, Minggu, 6 Juni 2021 terasa berbeda dari biasanya.
Itu karena ada pemandangan yang cukup unik, dimana seorang ibu yang mengenakan jilbab mendampingi anak gadisnya mengikuti Peneguhan Sidi. Selain ibu, ayah dan saudara lainnya juga ikut dalam acara ini. Ponakan, ipar, dan tantenya juga hadir dalam ibadah ini.
Peneguhan Sidi adalah bagian dari pengakuan iman dalam gereja-gereja Protestan (termasuk Gereja Toraja). Setelah melakukan Katekisasi, seseorang bisa diteguhkan melalui Peneguhan Sidi oleh Pendeta Jemaat melalui ibadah di hadapan sidang jemaat.
Ibu yang mengenakan jilbab ini bernama Darmawati. Dia mendampingi salah satu anaknya bernama Nur Siti yang mengikuti ibadah Peneguhan Sidi di gereja tersebut.
Nur Siti, yang biasa disapa Siti adalah seorang gadis berusia 19 tahun. Saat ini dia duduk di semester 2 Jurusan Kepemimpinan di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Siti adalah anak ketiga dari tujuh beraudara hasil perkawinan Yunus dengan Darmawati. Keluarga ini adalah pemeluk Islam yang taat. Mereka tinggal di Benteng Ambeso, Kecamatan Gandangbatu Sillanan. Namun salah satu anak mereka, yakni Nur Siti memilih memeluk agama Kristen.
Berdasarkan penuturan Nur Siti kepada Abdul Munir dari kareba-toraja.com, Selasa, 8 Juni 2021, pilihan hatinya untuk memeluk agama Kristen tidak terjadi begitu saja. Sejarahnya cukup panjang. Sejak lahir, Nur Siti beragama Islam. Namun, sejak duduk di bangku kelas 2 SMP, Siti ikut tantenya (saudara dari Ayah) tinggal di Makassar.
Tante Siti itu beragama Katolik. Tidak lama tinggal dengan Tantenya itu, Siti pun masuk Katolik. Dan sejak kelas 2 SMP hingga kelas 3 SMK, Siti memeluk agama Katolik.
Usai menamatkan pendidikan menengah kejuruan, Siti memilih melanjutnya pendidikan di Istitut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja. Dia bercita-cita menjadi Pendeta.
Ketika niat itu disampaikan kepada kedua orang tua dan kerabatnya, tidak ada yang keberatan. Semua keluarga menyerahkan pilihan itu kepada dirinya. Apalagi, latar belakang keluarga ayahnya banyak memeluk agama Katolik dan Kristen.
Kedua orangtuanya pun mengantarkan Siti ke salah satu pendeta di Gereja Toraja Jemaat Buntu untuk dibaptis. Pendeta di Jemaat itu melayani Siti dengan baik dan mendukung keinginan Siti menjadi Pendeta.
Tepat pada hari Minggu, 6 Juni 2021, Siti diteguhkan imannya melalui ibadah Sidi di Gereja Toraja Jemaat Buntu. Pendeta Zetwil Mangiri melayani ibadah Peneguhan Sidi tersebut. Sejak beberapa waktu terakhir, Siti juga tercatat sebagai anggota Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) di Jemaat Buntu.
Dalam satu keluarga dengan berbagai agama dan keyakinan sebenarnya bukanlah hal baru di Toraja. Ada banyak keluarga di daerah ini yang beraneka keyakinannya. Sehingga soal kebhinekaan dan toleransi, daerah ini bisa jadi contoh. (*)
Penulis: Abdul Munir
Editor: Arthur
Komentar