Beberapa Titik Longsor Lambat Ditangani, BPBD: Alat Kami Hanya Satu dan Rusak
- account_circle Admin Kareba
- calendar_month Kam, 4 Mei 2023

Siswa SMP dan SMA melintas di lokasi tanah longsor di jalan poros Pangala'-Awan. Sementara beberapa warga juga sedang berupaya secara manual membersihkan material longsor. (Foto: Dok. FB Alfian Paranggai).
KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toraja Utara tengah dalam sorotan beberapa waktu terakhir ini. Pasalnya, sejumlah titik longsor yang terjadi di beberapa wilayah, belum tertangani hingga kini.
Salah satu titik longsor parah yang tidak ditangani adalah jalan poros Pangala’-Awan yang terjadi di dua titik, masing-masing di Lembang Buntu Karua, Kecamatan Awan Rantekarua dan Lembang Parinding Kecamatan Rindingallo.
Bencana alam tanah longsor di lokasi ini sudah terjadi satu minggu yang lalu. Namun, hingga Rabu, 3 Mei 2023, belum tertangani. Dampaknya, ekonomi dan mobilitas masyarakat lumpuh. Anak-anak sekolah harus bertaruh melewati lokasi longsor yang dipenuhi batang pohon, batu, dan tanah.
Respon yang lelet dari BPBD Toraja Utara membuat masyarakat mengambil inisiatif dengan membersihkan material longsor secara manual. Puji Tuhan, berkat kerja keras masyarakat dan mahasiswa, pada Kamis, 4 Mei 2023, dilaporkan jalur tersebut sudah bisa dilalui kendaraan.
Selain di Pangala’-Awan, jalan poros Embang-La’bo, yang menghubungkan Kecamatan Tondon dan Kecamatan Sanggalangi’, juga belum ditangani. Padahal longsor di jalan poros ini sudah berlangsung sejak lama.
Lalu, kenapa BPBD Toraja Utara terkesan lambat bergerak dan tidak peduli? Sekretaris BPBD Toraja Utara, Yohanis, yang ditemui, Kamis, 4 Mei 2023, memberikan jawaban. “Alat berat yang kami milik hanya satu unit. Itu pun sudah sekitar dua bulan ini rusak. Baru tiga hari ini keluar dari bengkel,” tutur Yohanis.
Yohanis sebenarnya enggan memberikan keterangan kepada wartawan karena Kepala BPBD Toraja Utara, Alexander Limbong Tiku, sedang melakukan perjalanan dinas ke Jakarta. Konon, Alexander sedang mengikuti rapat di BNPB Pusat, juga terkait penanganan bencana alam.
“Pak Kaban lagi tugas luar ke Jakarta. Sebenarnya beliaulah yang berwenang memberikan keterangan,” kata Yohanis.
Saat ditemui, Yohanis sedang menerima aspirasi (lebih tepatnya keluhan dan desakan) dari beberapa mahasiswa asal Awan Rantekarua dan Rindingallo) terkait lambatnya BPBD Toraja Utara menangani bencana alam tanah longsor di jalan poros Pangala’-Awan.
Selain unitnya hanya satu buah, spesifikasi alat berat yang dimiliki BPBD Toraja Utara juga tidak mumpuni untuk menangani longsor di medan yang berat (penuruan atau pendakian). Alat berat yang dimiliki BPBD adalah jenis loader plus escafator roda karet merek New Holland.
“Kalau medannya berat, memang alat berat kita ini tidak mampu,” kata Yohanis.
Karena kendala ini pula, dua pegawai BPBD Toraja Utara (salah satunya operator) yang baru pulang survey lokasi dari Awan Rantekarua, langsung menyatakan bahwa alat berat tersebut tidak bisa dimobilisasi ke lokasi longsor.
“Kalau situasinya sudah begini, kami bisa apa?” kata Yohanis.
Kalau kondisi alat beratnya tidak fit, mengapa BPBD tidak menyewa alat berat milik swasta untuk mengatasi bencana alam tanah longsor tersebut?
“Sekali lagi saya tidak berwenang menyatakan pendapat terkait anggaran. Nanti Pak Kaban yang memberikan keterangan. Tapi bapak-bapak wartawan bisa melihat dan pasti tahu bahwa kondisi keuangan kita sedang susah. Bukan hanya di Toraja Utara, tapi mulai dari pusat hingga ke daerah, gara-gara Covid-19 kemarin itu,” terang Yohanis. (*)
Penulis: Arthur
Editor: Desianti
- Penulis: Admin Kareba
Saat ini belum ada komentar