Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Headline » Pemkab Toraja Utara Dinilai Tak Siap Hadapi Bencana Alam

Pemkab Toraja Utara Dinilai Tak Siap Hadapi Bencana Alam

  • account_circle Admin Kareba
  • calendar_month Sab, 6 Mei 2023
  • visibility 663
  • comment 0 komentar

KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Pemerintah Kabupaten Toraja Utara diminta untuk mengalokasikan anggaran lebih besar kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Anggaran ini, selain untuk pengadaan peralatan, juga untuk kesiapsiagaan operasional. Sebab, bencana alam bisa terjadi kapan dan dimana saja.

Selain itu, Kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja merupakan dua daerah yang indeks bencana alamnya masuk kategori merah atau beresiko tinggi.

Jika anggaran daerah tidak mencukupi atau kurang, maka pimpinan daerah diminta untuk melakukan upaya-upaya lain, misalnya meminta bantuan ke pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan atau pemerintah pusat (BNPB).

Saran ini diungkapkan oleh pengamat sosial kemasyarakatan, Roy Rantepadang kepada KAREBA TORAJA, saat dimintai komentarnya, Sabtu, 6 Mei 2023.

Roy mengemukakan pandangan ini berdasar pada situasi dan kondisi dalam beberapa waktu terakhir ini, dimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toraja Utara sangat lamban dalam menangani beberapa kejadian bencana alam, terutama tanah longsor di berbagai wilayah di Toraja Utara.

Kemudian, juga berdasar pengakuan dari pihak BPBD Toraja Utara yang menyebut bahwa mereka hanya memiliki satu unit alat berat (yang sering rusak dan kecil spesifikasinya) dan minim anggaran penanggulangan bencana.

BERITA TERKAIT: Beberapa Titik Longsor Lambat Ditangani, BPBD: Alat Kami Hanya Satu dan Rusak

“Kalau situasinya begitu, saya menilai pemerintah Kabupaten Toraja Utara tidak siap dalam menghadapi bencana alam. Padahal kita tahu bahwa kondisi topografi daerah kita ini terdiri dari gunung, bukit, dan lembah. Itu rawan longsor. Mestinya, dalam perencanaan anggaran, kondisi ini sudah dipikirkan pemerintah. Jangan tunggu ada bencana dulu baru kasak-kusuk,” ujar Roy Rantepadang.

Dia menyebut, mitigasi, penanganan dan penanggulangan bencana alam harus menjadi prioritas pemerintah Kabupaten Toraja Utara. Karena kondisi bumi saat ini susah ditebak; musimnya tidak menentu. Kemudian, kejadian bencana alam, bisa terjadi pada semua musim; kemarau maupun hujan.

“Kalau saya baca-baca di media, ada beberapa kejadian bencana menonjol yang terjadi di daerah kita beberapa waktu belakangan ini. Terutama tanah longsor, kebakaran, angin puting beliung, pohon tumbang, dan orang tenggelam. Ini semua harus diantisipasi pemerintah,” katanya.

Selain kesiapan peralatan, anggaran, dan tenaga terampil, Roy juga menyarankan agar instansi-instansi yang terkait dengan penanganan bencana alam, seperti BPBD, Dinas Sosial, Pemadam Kebakaran, SAR, Dinas Kesehatan, Palang Merah Indonesia, Tagana, dan lain-lain, mesti terkonsentrasi di suatu tempat agar memudahkan koordinasi.

“Bila perlu lembaga-lembaga itu membentuk Tim Siaga Bencana bersama, sehingga kalua ada bencana, tidak sulit untuk melakukan koordinasi dan komunikasi,” ujar Roy.

Ketidaksiapan pemerintah dalam menghadapi bencana alam juga dikeluhkan sejumlah mahasiswa dari Rindingallo dan Awan Rantekarua, yang datang mengadukan bencana alam di jalan poros Pangala-Awan, dimana sudah tujuh hari atau satu minggu bencana terjadi, namun belum ada tindakan dari BPBD Toraja Utara.

“Terus terang kami sangat kecewa. Karena BPBD sepertinya tidak siap menghadapi bencana. Juga menutup mata atas bencana alam yang terjadi di wilayah kami,” tutur Joni, salah satu mahasiswa.

Dia menyebut, alasan yang dikemukakan BPBD terkait minimnya peralatan dan anggaran, serta pengambil kebijakan yang bertumpu pada pimpinan BPBD, memperlihatkan bahwa Pemkab Toraja Utara tidak memiliki manajemen kesiapan penanggulangan bencana alam.

“Semoga ke depannya ini, pemerintah lebih siap. Lebih peka terhadap situasi dan kondisi yang dialami masyarakat, terutama kami yang berada di Sangtiangkaran ke atas ini, yang sangat rawan terhadap bencana alam tanah longsor,” pungkas Joni. (*)

Penulis: Arthur
Editor: Desianti

  • Penulis: Admin Kareba

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sudah 2 Bulan Kasus Penganiayaan Perempuan Dibawah Umur di Makale Belum Disidang, Keluarga Minta Kepastian Hukum

    Sudah 2 Bulan Kasus Penganiayaan Perempuan Dibawah Umur di Makale Belum Disidang, Keluarga Minta Kepastian Hukum

    • calendar_month Sab, 12 Mar 2022
    • account_circle Redaksi
    • visibility 664
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Sudah tiga bulan berlalu, namun pelaku penganiayaan terhadap perempuan dibawah umur di Makale, Tana Toraja, belum juga disidang, apalagi divonis. Hal ini membuat pihak keluarga korban mengaku kecewa dengan kinerja aparat penegak hukum di Tana Toraja. Mereka pun minta kepastian hukum, karena pasca kejadian, korban sempat trauma dan sering ketakutan sendiri. “Kalau […]

  • Fakta Baru Kasus Penipuan Jual Beli Rumah Manado di Toraja, Ternyata Korbannya Banyak

    Fakta Baru Kasus Penipuan Jual Beli Rumah Manado di Toraja, Ternyata Korbannya Banyak

    • calendar_month Rab, 7 Jul 2021
    • account_circle Redaksi
    • visibility 941
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Praktek penipuan dengan modus jual beli Rumah Manado berhasil diungkap jajaran Polres Toraja Utara Januari 2021 lalu. Pelaku atas nama Stanly Kopalit, 45 tahun, asal Woloan, Kecamatan Tomohon Barat, Kota Tomohon, Sulawesi Utara berhasil diamankan atas laporan dugaan penipuan korban atas nama Rony, 50 tahun, seorang wiraswasta, di Karassik, Kecamatan Kesu’, Kabupaten […]

  • Jumlah Warga yang Terpapar Covid-19 di Toraja Utara Terus Bertambah

    Jumlah Warga yang Terpapar Covid-19 di Toraja Utara Terus Bertambah

    • calendar_month Kam, 3 Des 2020
    • account_circle Redaksi
    • visibility 621
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Dalam dua pekan terakhir, jumlah warga Toraja Utara yang positif terpapar virus Corona terus bertambah. Per 2 Desember 2020, jumlah warga yang terpapar sudah mencapai 64 orang Data ini berdasarkan siaran pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Toraja Utara, yang diterima redaksi kareba-toraja.com, Rabu malam. “Malam ini, TGPP Covid-19 Toraja […]

  • Beberapa Titik Longsor Lambat Ditangani, BPBD: Alat Kami Hanya Satu dan Rusak

    Beberapa Titik Longsor Lambat Ditangani, BPBD: Alat Kami Hanya Satu dan Rusak

    • calendar_month Kam, 4 Mei 2023
    • account_circle Admin Kareba
    • visibility 850
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toraja Utara tengah dalam sorotan beberapa waktu terakhir ini. Pasalnya, sejumlah titik longsor yang terjadi di beberapa wilayah, belum tertangani hingga kini. Salah satu titik longsor parah yang tidak ditangani adalah jalan poros Pangala’-Awan yang terjadi di dua titik, masing-masing di Lembang Buntu Karua, Kecamatan Awan […]

  • BPS Gereja Toraja Turun Tangan Tekan Angka Stunting

    BPS Gereja Toraja Turun Tangan Tekan Angka Stunting

    • calendar_month Jum, 21 Jun 2024
    • account_circle Admin Kareba
    • visibility 748
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, Rantepao — Dalam rangka optimalisasi perwujudan panggilan Gereja Toraja dalam penanganan stunting di dua kabupaten yakni Tana Toraja dan Toraja Utara, Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja menggelar sosialisasi dan pencanangan “Gerakan Gereja Toraja Peduli Stunting” Kegiatan tersebut di gelar di Aula Pertemuan RS Elim Rantepao, Jum’at 21 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri Plt. […]

  • Pemda Belum Maksimal, Warga Rantepao Fogging Mandiri untuk Cegah DBD

    Pemda Belum Maksimal, Warga Rantepao Fogging Mandiri untuk Cegah DBD

    • calendar_month Sen, 26 Jul 2021
    • account_circle Redaksi
    • visibility 710
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Kegiatan fogging yang di lakukan Pemerintah Kabupaten Toraja Utara melalui Dinas Kesehatan untuk mencegah kenaikan angka Demam Berdarah Dengue (DBD) dinilai belum maksimal. Beberapa wilayah di Kabupaten Toraja Utara belum mendapatkan giliran fogging, sementara masyarakat mulai takut dan resah terhadap kenaikan angka penderita penyakit DBD. Akibatnya, sejumlah Warga Rantepao berinisiatif untuk melakukan […]

expand_less