Jalan Kaki 6 Jam Lewati Hutan; Kisah Perjuangan Panwascam Simbuang Awasi Pemilu

KAREBA-TORAJA.COM, SIMBUANG — Cerita perjuangan Anggota Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Simbuang Tana Toraja ini dalam mengawal demokrasi patut diapresiasi.

Berjalan kaki selama 6 sampai 7 jam melintasi hutan, gunung dan lembah untuk sampai di lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) mereka harus lakukan demi memastikan proses Pemilu 2024 berjalan dengan baik.

Senin, 11 Desember 2023, Pasa Maraya, Ketua Panwascam Simbuang ditemani Ruben Solon anggota Panwas Kelurahan Sima meninggalkan Sekretariat Panwascam Simbuang menuju TPS 3 Pabatan Kelurahan Sima Kecamatan Simbuang.

Dari Sekretariat Panwascam Simbuang, Pasa Maraya dan Ruben Solon mengendarai motor kurang lebih 15 menit untuk sampai di titik yang tidak bisa lagi dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.  Dari sana mereka mulai berjalan kaki melewati hutan, gunung dan melintasi lembah selama 6 jam perjalanan untuk tiba di TPS 3 Pabatan.

Baca Juga  Dua Siswa Sekolah Catur PMTI Bakal Bertanding di Kompetisi Internasional yang Diikuti 19 Negara

Setelah berjalan kaki selama kurang lebih 6 sampai 7 jam, Pasa Maraya dan Ruben Solon akhirnya tiba di satu gedung Sekolah Dasar yakni SD Kristen Hizkia Pabatan. Di gedung SD inilah nantinya akan digunakan sebagai TPS 3 Pabatan.

TPS 3 Pabatan di Kelurahan Sima  ini adalah TPS terjauh dalam wilayah pengawasan mereka. Disana terdapat kurang lebih 153 pemilih yang memiliki hak untuk memberikan suaranya pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang.

Jalan setapak dan sesekali melintasi tebing curam yang dilalui Pasa Maraya dan Ruben Solon ini juga yang akan menjadi jalur distribusi logistik Pemilu 2024 nanti.

Dalam perjalanan tersebut, Pasa Maraya dan Ruben Solon hendak memastikan kondisi jalur distribusi logistik Pemilu 2024 nantinya.

Baca Juga  Pertamini dan Toko Kelontong Ludes Terbakar di Gandangbatu Sillanan

“Kita melakukan giat patroli pengawasan untuk memastikan apakah logistik Pemilu nantinya bisa didistribusikan menggunakan bantuan tenaga kuda atau ditandu menggunakan tenaga manusia,” ujar Pasa Maraya.

Pasa Maraya mengatakan kegiatan ini dilakukan dalam rangka untuk meminimalisir potensi terjadinya keterlambatan distribusi logistik pemilu ke TPS.

“Kegiatan ini kita lakukan sebagai tindak lanjut dari arahan Pimpinan Bawaslu Kabupaten Tana Toraja untuk melakukan patroli TPS terjauh agar menjadi gambaran kongkrit menentukan Daftar Inventarisir Masalah (DIM),” pungkas Pasa Maraya. (*)

Penulis: Arsyad Parende
Editor: Arthur

Komentar