KAREBA-TORAJA.COM, RANO — Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di Tana Toraja beberapa hari belakangan ini terus menimbulkan bencana alam, terutama tanah longsor dan pergeseran tahan (tanah bergerak).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja, melaporkan bahwa pada Minggu, 21 November 2021 malam, terjadi tanah longsor dan tanah bergerak di Lembang Rano Tengah, Kecamatan Rano.
Longsor dan pergeseran tanah itu terjadi diduga karena curah hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang labil.
Akibat longsor dan pergeseran tanah tersebut, dua unit rumah milik warga ambruk. Rusak total. Sedangkan lima rumah lainnya mengalami kerusakan ringan dan berat.
Selain itu, akses jalan poros di lembang tersebut terputus total dan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Ada tujuh rumah warga yang terdampak, dua diantaranya rusak total, ambruk,” terang Kepala BPBD Tana Toraja, Alfian Andi Lolo, Senin, 22 November 2021.
Warga yang menghuni tujuh rumah tersebut, kata Alfian, sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman dan di rumah kerabat.
Ketujuh rumah warga yang terkena dampak langsung, diantaranya milik Ibrahim Ambalayuk, Suriati Rura, Benyamin Pamilangan, Ferrynius, Nurhayati Inneng, Bertha Arrang, dan Rahel Sembona.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” ujar Alfian lebih lanjut. (*)
Penulis: Arsyad Parende
Editor: Arthur
Komentar