KAREBA-TORAJA.COM, BUNTAO — Badan jalan poros penghubung Paniki-Bokin di Lembang Sapan Kua-kua, Kecamatan Buntao’, Kabupaten Toraja Utara, yang amblas sejak Januari 2022 yang lalu, belum disentuh pemerintah hingga kini.
Informasi yang diperoleh kareba-toraja.com, penanganan darurat yang dilakukan masyarakat atas bantuan PT Toarco Jaya belum mampu membuat badan jalan sepanjang kurang lebih 50 meter tersebut membaik dan bisa digunakan.
“Tetap turun tanahnya, makanya sampai sekarang tidak bisa dilewati. Kalau pun dipaksakan bisa celaka orang,” tutur Bonto, warga Bokin kepada kareba-toraja.com, Kamis, 5 Mei 2022.
Dampak dari amblasnya badan jalan di wilayah Lembang Sapan Kua-Kua (sekitar 500 meter dari jalan provinsi poros Rantepao-Bastem) membuat pengguna jalan harus memilih jalan alternatif yang memutar dan kondisinya juga kurang terlalu baik.
“Kasihan kami yang mau ke Paniki dan Bokin harus mutar lagi jalan ke Buntao baru bisa ke ke Paniki dan Bokin,” kata Bonto lebih lanjut.
Bonto meminta pemerintah Kabupaten Toraja Utara, dalam hal ini Dinas PUPR atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera turun tangan memperbaiki jalan tersebut.
Kepala Lembang Sapan Kua-Kua, Yosis Tandi Paty juga mengakui bahwa badan jalan yang amblas ini belum disentuh pemerintah Kabupaten Toraja Utara. Padahal jalan poros ini merupakan penghubung dua kecamatan, yakni Buntao dan Rantebua, yang merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten.
Yosis mengaku, pihaknya bersama masyarakat sudah melakukan penanggulangan darurat, dengan melakukan penimbunan menggunakan material batu pecahan atau urpil, tapi masih saja amblas.
“Kami sudah perbaiki dengan swadaya masyarakat. Sementara pihak perusahaan yang melakukan pengaspalan atau pihak rekanan juga sudah ikut berusaha membantu memperbaiki jalan itu, tapi masih saja amblas setiap harinya,” ujar Yosis.
Erwin Tandi, praktisi konstruksi menyebut badan jalan yang amblas di Sapan Kua-Kua ini perlu penanganan khusus. Sebab, struktur tanah di daerah tersebut lembek dan mudah bergeser.
“Kemungkinan besar ada aliran air tanah di bawahnya sehingga struktur tanah menjadi labil. Jadi harus dengan perencanaan yang tepat untuk penanggulangan lapisan bawah tanah yang lembek itu. Kalau hanya ditimbun saja, saya kira akan tetap turun seiring waktu, apalagi kalau volume curah hujan sedang tinggi,” terang Erwin, Kamis, 5 Mei 2022. (*)
Penulis: Desianti
Editor: Arthur
Komentar