KAREBA-TORAJA.COM, RINDINGALLO — Sambutan Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang pada Upacara Peringatan Hari Pahlawan Nasional Pong Tiku ke-22 yang dilaksanakan di Lapangan Pong Tiku, Kelurahan Pangala’, Kecamatan Rindingalo, Toraja Utara, Rabu, 10 Juli 2024, menuai kritik.
Yohanis Bassang yang hadir pada upacara tersebut sebagai Pembina Upacara menyampaikan amanat terkait berjuang memerangi kemalasan, dianggap menjadi otokritik terhadap dirinya sendiri.
Kritik ini dilontarkan Dr. dr. Heber Bombang Sapan SpB. SubSpesc BD, di sekretariat The Legend Of Pongtiku, Kamis, 11 Juli 2024.
Dokter Heber adalah seorang dokter bedah digestif yang juga salah satu toko asal Toraja Utara yang sehari-harinya bekerja di Jakarta namun tetap memberikan perhatian di tanah leluhurnya
Menurut dr. Heber, Ombas, sapaan akrab Yohanis Bassang, terlalu arogan terlihat dari gaya kepemimpinannya, yang tidak mau melakukan koordinasi dengan unsur yang dapat membantu masyarakat Toraja sendiri.
Lebih lanjut, dr. Heber mengatakan, internal pemerintahan juga santer terdengar bahwa jika staf yang mungkin lalai seharusnya diberikan nasehat dan teguran secara pribadi saja, bukan dengan cara diteriakkan di lapangan yang mengakibatkan Camat Rantepao mengundurkan diri dari jabatannya.
“Hendaknya seorang Bupati bersifat mengayomi bukan membullying staf sendiri, sangat jauh dari etika dan keadaban sangtorayaan,” tegas dr. Heber.
Dokter Heber Bombang juga mengingatkan untuk kontestasi Pilkada ke depan, hendaknya memilih pemimpin yang memiliki kecerdasan inteletual, kematangan emosional, etika dan keadaban sangtorayaan yang baik, terlebih lagi orang yang paham terkait dengan sosio-budaya masyarakat Toraja. (*)
Penulis: Indra
Editor: Arthur
Komentar