Suhu di Toraja Terasa Panas, Fenomena Apakah Ini?
- account_circle Arsyad Parende
- calendar_month Sab, 18 Okt 2025
- visibility 2.114
- comment 0 komentar

Ilustrasi suhu panas di Toraja. (AP/Kareba Toraja).
KAREBA-TORAJA.COM, RANTETAYO — Dalam sepekan terakhir, suhu di Toraja terasa terik dan menyengat, terutama di siang hari. Di perkotaan, seperti Rantepao dan Makale, suhu pada malam hari juga terasa lebih hangat.
Sejatinya, Toraja yang berada di ketinggian, suhu lebih dingin. Namun kondisi terkini, suhu panas dikeluhkan masyarakat.
Lalu, apa penyebabnya? Plt Kepala Stasiun Meteorologi Kelas IV Toraja, Dr. Heri Ismanto, S.Si, M.Si, dalam keterangannya kepada KAREBA TORAJA, menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi suhu panas.
Pertama, secara geografis, wilayah Toraja berada di 3o Lintang Selatan yang sangat berpengaruh terhadap gerak semu matahari yang saat ini berada di equator menuju ke Belahan Bumi Selatan (BBS).
“Sehingga wilayah Toraja mendapat penyinaran matahari yang lebih intens dan cuaca terasa lebih panas,” terang Heri Ismanto, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Selain gerak semu matahari, lanjut Heri, bulan Oktober massa udara yang melewati Toraja masih di dominasi monsun Australia yang bersifat kering sehingga pembentukan awan minim serta radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal.
“Bulan Oktober ketika matahari menuju ke Belahan Bumi Selatan dapat menjadi penanda pergantian musim/pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan,” urainya.

Pemantauan suhu panas di Toraja yang dilakukan Stasiun Meteorologi Kelas IV Toraja oleh Forecaster: Saefudin Cipto Adi Raharjo, S.Tr.
Menurut Heri Ismanto, cuaca bisa cepat berubah pada fase ini. “Kadang, pagi hingga siang terasa panas terik dan tiba-tiba terjadi hujan,” ungkapnya.
Karena salah satu penyebab suhu panas adalah pergantian musim, sehingga Heri Ismanto mengingatkan masyarakat Toraja untuk mewaspadai cuaca ekstrim di fase ini.
“Masyarakat dihimbau waspada terhadap potensi cuaca ektrim di fase pancaroba, seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang, puting beliung, dan hujan es,” pungkas Heri. (*)
- Penulis: Arsyad Parende
- Editor: Arthur

Saat ini belum ada komentar