Rektor UKI Toraja Sampaikan Pokok Pikiran Sebagai Bahan Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu yang Berkualitas
- account_circle Arsyad Parende
- calendar_month Rab, 20 Agu 2025
- visibility 821
- comment 0 komentar

Rektor UKI Toraja Prof. Dr. Oktavianus Pasoloran, SE., M.Si., Ak., CA,, dan Penggiat Demokrasi yang juga Mantan Ketua Bawaslu Sulsel Dr. Laode Arumahi jadi Narasumber pada acara Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilu. (Foto/Arsyad-Karebatoraja)
KAREBA-TORAJA.COM, MAKALE — Rektor Universitas Kristen Indonesia Toraja (UKI Toraja) Prof. Dr. Oktavianus Pasoloran, SE., M.Si., Ak., CA,, hadir sebagai narasumber mewakili kalangan akademisi pada kegiatan Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilu yang digelar oleh Bawaslu Sulsel dan Bawaslu Tana Toraja bersama Komisi II DPR RI.
Kegiatan yang mengangkat tema “Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan” ini digelar di Aula Hotel Grand Metro Permai Mandetek Makale, Selasa 19 Agustus 2025.
Kegiatan ini menjadi ruang bagi Komisi II DPR RI sebagai komisi yang membidangi urusan Kepemiluan untuk menyerap aspirasi terkait penguatan kelembagaan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dengan mendengarkan masukan dari peserta.
Dalam kegiatan tersebut, Bawaslu Tana Toraja menghadirkan Narasumber dari Akademisi yakni Rektor Universitas Kristen Indonesia Toraja (UKI Toraja) Prof. Dr. Oktavianus Pasoloran, SE., M.Si., Ak., CA,, dan Penggiat Demokrasi yang juga Mantan Ketua Bawaslu Sulsel Dr. Laode Arumahi.
Prof. Oktavianus dan Dr. Arumahi memberikan evaluasi mulai dari tahapan rekrutmen keanggotaan penyelengara, kewenangan lembaga pemilu, UU Pemilu, partai politik, dsb.
Dalam pemaparannya, Prof. Oktavianus memberikan beberapa cacatan permasalahan kepemiluan diantaranya:
1. Penyempurnaa sistem perundang-undangan kepemiluan untuk mewujudkankelembagaan penyelenggara Pemilu yang mandiri, kredibel dan berintegritas
2. Manipulasi persyaratan pencalonan
3. In-validitas data pemilih
4. politik uang
5. penyalahgunaan kewenangan dan
intervensi struktur kekuasaan.
6. penggelembungan hasil perolehan suara sebagai fenomena umum pada hampir setiap pelaksanaan kepemiluan
Prof. Oktavianus lebih spesifik memberikan pandangan terhadap fenomena politik uang.
Politik uang di Toraja menjadi salah satu fenomena yang berkembang secara masif baik dalam jumlah dan metode yang digunakan dan tidak jarang didengar malah menjadi objek “taruhan”.
Politik uang dinilai sangat berdampak pada kualitas kepemiluan dan menggerus idealisme generasi Toraja (Pemilih Pemula) dan Millenial (mahasiswa).
Prof. Oktavianus menyebut jika hal ini menjadi satu tamparan terhadap Toraja yang dicap sebagai daerah dengan angka politik uang paling besar di Sulsel.
Persoalan utama politik uang menurut Prof Oktavianus adalah prosesnya melibatkan masyarakat secara kolektif sehingga masyarakat menyadari sebagai hal yang salah tapi memaklumi.
Meski begitu, Prof. Oktavianus mengatakan praktek politik uang ini bukan sesuatu yang harus dimaklumi melainkan harus menjadi atensi bersama semua pihak.
Terhadap pelanggaran pemilu yang terjadi secara kolektif atau masif, menurut Prof Oktavianus tidak efektif jika hanya mengandalkan penindakan.
“Pelanggaran yang terjadi secara kolektif harus dicegah melalui pendidikan politik atau kepemiluan” kata Prof Oktavianus
UKI Toraja dengan SDM yang cukup besar dimana memiliki mahasiswa sekitar 7 ribu siap bekerjasama dengan Pemerintah dan Penyelenggara Pemilu dalam rangka meningkatkan kualitas demokrasi.
7 ribu mahasiswa ini adalah potensi daerah yang harus kita manfaatkan untuk berkontribusi ke daerah. Jika pendidikan politik bisa berjalan dengan baik, 7 ribu mahasiswa UKI Toraja jika dilibatkan dalam proses – proses kepemiluan akan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kualitas kepemiluan.
UKI Toraja terbuka untuk memberikan kesempatan kepada Penyelenggara Pemilu baik KPU atau Bawaslu untuk memberikan Pendidikan Politik melalui kegiatan – kegiatan seminar, kuliah umum atau kegiatan lainnya.
UKI Toraja sebagai Perguruan Tinggi siap mengambil peran menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan mengenai pemilu bagi mahasiswa tentang hak dan kewajiban sebagai pemilih, serta pentingnya partisipasi dalam pengawasan pemilu.
Studi kepemiluan terkait isu-isu strategis dalam pemilu, seperti efektivitas pengawasan, partisipasi pemilih, dan dampak politik uang, untuk memberikan masukan bagi perbaikan kebijakan dan praktik pengawasan
UKI Toraja siap mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan pemilu.
memfasilitasi pembentukan kelompok-kelompok pengawas pemilu dari kalangan mahasiswa dan menjalin kerja sama dengan Bawaslu dalam melakukan riset terkait isu-isu strategis pemilu dan menyelenggarakan pelatihan bagi pengawas pemilu. (*)
- Penulis: Arsyad Parende
- Editor: Arthur
Saat ini belum ada komentar