Sektor Perbankan dan Keuangan di Sulsel Tumbuh Positif Selama Pandemi Covid-19

KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Pandemi Covid-19 ternyata tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan aktivitas perbankan dan keuangan  di Sulawesi Selatan.

Aset perbankan mampu tumbuh positif dengan yoy (year over year) sebesar 4,59%. Demikian pula dengan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang tumbuh 4,60% dan 4,51%.

Data-data ini tertuang dalam rilis pers Kinerja Perbankan di Wilayah Sulawesi Selatan, yang disampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada jurnalis di sela-sela kegiatan seminar bertajuk “Sinergitas Antarlini Untuk Membangkitkan Ekonomi dan Pariwisata dengan Menjadikan Desa sebagai Pusat Pertumbuhan Investasi” yang dilaksanakan OJK Wilayah Sulsel di Hotel Misiliana Rantepao, Toraja Utara, Selasa, 5 Oktober 2021.

Seminar ini dilaksanakan OJK dalam rangkaian event promosi wisata, Toraja Highland Festival yang digelar selama sepekan di Toraja Utara, mulai tanggal 4-10 Oktober 2021.

Menurut rilis pers tersebut, perkembangan Perbankan di Sulawesi Selatan posisi Agustus 2021 tumbuh positif, ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang tetap aman. Sampai dengan posisi Agustus 2021, share Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit Perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan terhadap nasional masing-masing 1,26%, 1,53% dan 2,22%.

Adapun total aset perbankan di Sulsel posisi Agustus 2021 dengan nominal mencapai Rp158,25 triliun, penghimpunan dana pihak ketiga dengan nominal 110,27 triliun dan penyaluran kredit dengan nominal 126,69 triliun.

Aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Agustus 2021 di tengah kondisi pandemi mampu tumbuh secara positif baik secara yoy sebesar 4,59% dan secara ytd sebesar 1,16%, DPK tumbuh sebesar 4,60% (yoy) dan 2,67% (ytd), dan Kredit tumbuh sebesar 4,51% (yoy) dan 1,45% (ytd), disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang cukup tinggi 114,04%, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang terjaga sebesar 2,83%. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit produktif tumbuh 5,53% yoy dengan nominal mencapai Rp67,33 triliun dan kredit konsumtif tumbuh 3,37% yoy dengan nominal mencapai Rp59,36 triliun.

Baca Juga  Sudah Tiga Kali Digelar, Toraja Highland Festival Diharap Masuk Kalender Event Nasional

Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh sektor perdangan besar dan eceran sebesar Rp32,95 triliun (26,01%), sektor petanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp7,46 triliun (5,89%), dan sektor konstruksi sebesar Rp5,15 triliun (4,07%). Adapun penghimpunan DPK posisi Agustus 2021 terdiri dari giro Rp16,36 triliun, tabungan Rp64,63 triliun, dan deposito Rp29,27 triliun. Secara yoy, penghimpunan giro dan tabungan masing-masing tumbuh sebesar 4,42% dan 11,38% namun deposito menurun sebesar 7,69%.

Komposisi perbankan berdasarkan jenis kegiatan di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh Bank Konvensional dengan share Total Aset, DPK dan Kredit posisi Agustus 2021 masing-masing sebesar 93,58%, 93,56%, dan 93,50%, sementara sisanya merupakan share perbankan syariah. Selanjutnya, komposisi perbankan berdasarkan jenis Bank di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh Bank Umum dengan share Total Aset, DPK dan Kredit posisi Agustus 2021 masing-masing sebesar 98,07%, 98,10%, dan 98,10%, serta sisanya merupakan share BPR. Total debitur program PEN s.d. posisi Agustus 2021 sebanyak 722,944 debitur dengan total realisasi kredit sebesar Rp30,88 Triliun.

Baca Juga  Kementerian Pariwisata Hadirkan Empat Event Bertaraf Internasional di Toraja

Penyaluran kredit dalam rangka program PEN diberikan oleh Himpunan Bank-Bank Milik Negara (HIMBARA) Sulawesi Selatan dan PT Bank Sulselbar. Sampai dengan 31 Agustus 2021, 37 Bank Umum Konvensional dan Syariah (termasuk 3 Unit Usaha Syariah) telah melakukan proses restrukturisasi dan 29 diantaranya telah melakukan restrukturisasi untuk 156.507 Debitur dengan Baki Debet sebesar Rp14,87 triliun. Tingkat inklusi masyarakat terhadap produk reksadana mengalami peningkatan yang tercermin dari jumlah rekening investasi tumbuh tinggi 133,37% yoy. Adapun nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan posisi Agustus 2021 sebesar Rp 26,77 triliun

Adapun perkembangan Lembaga Jasa Keuangan Non Bank (LJKNB) s.d posisi Agustus 2021 di sulawesi selatan, didominasi oleh piutang perusahaan pembiayaan sebesar Rp12,36 triliun, tumbuh sebesar 2,94% secara ytd, sementara secara yoy mengalami penurunan sebesar -1,98%. Adapun tingkat NPL masih berada dalam level yang terjaga sebesar 2,40%. Selanjutnya, didominasi oleh Perusahaan Pergadaian dengan total pinjaman Rp4,57 triliun, namun mengalami penurunan baik secara yoy dan ytd masingmasing sebesar -6,67% dan -10,42%.

Sampai dengan Agustus 2021 total layanan konsumen di Kantor OJK Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua sebanyak 337 pengaduan konsumen dan 1.722 permintaan informasi SLIK. Pengaduan layanan konsumen didominasi oleh pengaduan restrukturisasi kredit sebanyak 103 pengaduan, pengaduan lelang agunan sebanyak 65 pengaduan dan pengaduan permasalahan agunan sebanyak 35 pengaduan.

Baca Juga  Owner Amelia Art: Semoga THF Bisa Membangkitkan UMKM dan Pariwisata Toraja

Adapun realisasi program TPAKD Provinsi Sulawesi Selatan yakni PHINISI (Program Hapus Ikatan Rentenir Di Sulawesi) dan dalam rangka memfasilitasi media publikasi TPAKD dan masyarakat, telah diluncurkan website TPAKD Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan Sulselbar Tahun 2021 Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua bekerja sama dengan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (FKIJK Sulselbar), serta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat akan menyelenggarakan “Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan” dengan tema “Inklusi Keuangan untuk Semua, Bangkitkan Ekonomi Bangsa”.

Kegiatan bulan inklusi keuangan akan dilaksanakan selama bulan Oktober, yaitu Bincang Santai Industri Jasa Keuangan, Seminar Nasional, Pameran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Bussiness Matching, Vaksinasi Massal Acara Pembukaan Bulan Inklusi Keuangan akan dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2021 yang dirangkaikan dengan pembukaan Toraja Highland Festival (THF) di Kabupaten Toraja Utara.

Mengingat kondisi pandemic covid-19 maka acara dimaksud dilakukan secara hybrid yaitu virtual melalui media conference meeting zoom dan tatap muka di Toraja Misiliana Hotel dengan jumlah peserta terbatas dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. (*)

Penulis: Papa Rey/Rls
Editor: Arthur

Komentar