Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Pendidikan » OPINI: Sumpah Pemuda Menggugat

OPINI: Sumpah Pemuda Menggugat

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Jum, 28 Okt 2022

SUMPAH PEMUDA 28 Oktober 1928 adala tonggak sejarah yang amat penting yang menjadi periode  dimulainya fase penegasan tentang nasionalisme kebangsaaan. Pentingnya persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan sebuah bangsa yang bernama Indonesia yang merdeka dari penjajahan kolonialis. Cita-cita itu akhirnya terwujud secara nyata 17 tahun kemudian dengan lahirnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustu 1945. Dengan demikian  Ikrar  Pemuda 1928 lewat Kongres Pemuda II yang diprakarsai oleh Perhimpun Pelajar Pelajar Indonesa (PPPI) yang menghimpun seluruh komponen pemuda dari seluruh Nusantara, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun, dan lain-lain berahasil merumuskan konsep dasar  Nasionalisme Kebangsaan; Satu tanah air, Satu Bangsa dan satu bahasa,  yang kelak menjadi katalisator   yang sangat penting menyatukan seluruh elemen, kelompok, suku, agama, dan paham kedaerahan untuk mengkristalisasikan dirinya dalam satu persaan yang sama, tujuan yang sama, cita-cita yang sama menuju  bangsa yang merdeka ( The Freedom State). Dan niscaya hal itu hanya bisa terwujud dengan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Nasionalisme Kebangsaan yang beranama INDONESIA.

Sumpah Pemuda adalah strategi arif dan cerdas pemuda kala itu untuk keluar dari egoisme kelompok, golongan dan paham kedaerahan menyatukan diri melawan politik devide et impera kolonial yang mengusai Nusantara 350 tahun lamanya.   Andaikata peristiwa Sumpah Pemuda 1928 itu tidak pernah terjadi atau Kongres Pemuda II gagal dalam merumuskan Gagasan Nasionalisme kebangsaan untuk menjadi ikrar bersama yang mempersatukan, maka besar kemungkinan Proklamasi 17 Agustus 1945 itu tidak akan pernah ada. Itu berarti Indonesia sebagai sebuah negara bangsa tidak pernah ada dalam peta dunia hari ini. Mungkin yang ada saat ini adalah Negara Jawa, Negara Kalimantan, Negara Sulawesi, Negara Sumatra, Papua, Maluku, Bali,  bukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Maka momentum peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022 hari ini harus menjadi refleksi mendalam bagi seluruh komponen bangsa Indonesia; masihkah spirit Sumpah Pemuda mengalir dalam darah dan jiwa kita? Atau sudah tergantikan dengan semangat  individualistik, egoisme, fantisme sempit berlebihan pada masing-masing kelompok, golongan, suku, agama? Masihkah kita bangga sebagai warga Bangsa Indonesia dengan mencintai bangsa ini seutuhnya  tanpa melepaskan kecintaan pada identitas primordial kita, agama, suku, golongan, dan lain-lain? Masihkah kita mencintai Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dengan mengunakannya secara benar dalam kehidupan sehari-hari, ataukah kita lebih senang dan bangga mengunakan istilah dan bahasa asing agar terlihat hebat atau lebih religius. Masihkah Sumpa Pemuda relevan bagi kita sebagai generasi muda pelanjut  Negeri ini, atau hanya sekedar catatan sejarah yang tertulis  di atas kertas buram?.

Tantangan dan ancaman yang berpotensi merusak keutuhan Bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI Hari ini sungguh nyata ada di depan mata. Gugatan  Sumpah Pemuda terhadap ketidakadilan, korupsi, dan ketimpangan sosial sangat terasa. Bukankah kesadaran bersatu melawan penindasan kolonialis lahir dari perasaan senasib, tertindas, diperlakukan tidak adil? Dan ketika kolonialis itu pergi justru negara yang diperjuangkan bersama dalam beberapa dekade masa pemerintahan  tidak memberikan keadilan, kesejahteraan bahkan melakukan ekspolitasi dan penidasan terhadap rakyatnya sendiri. Maka tidak heran riak-riak di beberapa wilayah untuk memisahkan diri dari NKRI masih kerap terdengar hingga hari ini.

Disisi yang lain ruang demokrasi yang dibuka seluas-luasnya pasca tumbangnya Orde Baru justru menjadi ruang menguatnya politik identitas primordial, yang membuat polarisasi dalam masyarakat semakin tajam. Situasi ini  bahkan dengan sengaja diekspolitasi para politikus yang haus kekuasaan untuk mencapi tujuannya. Virus kebencian satu sama lain dengan mudah disebarkan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang begitu canggih, dengan satu kali klik akan tersebar kemana-mana tanpa ada yang bisa memfilternya. Ruang media sosial penuh dengan kebisingan, pertengkaran , ujaran kebencian ada dimana-mana  dan tidak jarang diekspresikan dalam tindakan nyata. Paham intoleransi, radikalisme, terorisme dengan muda menyusup ke dalam otak generasi muda lewat gawai android yang ia nikmati bahkan saat sementara berbaring di atas tempat tidurnya. Ini sungguh seuatu yang sangat mengkhawtirkan.

Maka usaha untuk menggembalikan spirit Sumpah Pemuda 1928 kiranya sangat penting untuk dilakukan,bukan sekadar upacara seremony perayaan lahirnya Sumpah Pemuda, namun lebih dari itu  spirit Sumpah Pemuda harus digelorakan seluruh komponen anak bangsa tanpa kecuali, terutama pemerintah sebagai pemegang instrument kekuasaan . Kita berharap dan menuntut seluruh kebijakan pemerintah di berbagai bidang hendaknya memberikan ruang dan kesempatan yang sama secara adil bagi seluruh komponen bangsa ini tanpa diskriminasi dalam mengambil bagian membangun bangsanya. Keadilan pembangunan antar wilyah harus benar-benar diwujudkan bukan sekedar kata-kata manis saat presiden berpidato dari podium istana . Sumber-sumber kekayaan bangsa ini sejatinya harus dinikmati secara adil oleh seluruh rakyat Indonesia tidak tertumpuk pada segelintir individu yang kini dikritik sebagai oligarki yang kerap mengunakan kekuatan modalnya mengendalikan pemerintah diberbagai level. Keadilan  untuk semua, penegakan hukum, pemberantasan korupsi, kebebasan menjalankan agama dan keyakinan bagi semua warga negara  benar-benar harus diwujudkan dengan sungguh-sungguh. Karena hanya dengan demikian, rasa bangga memiliki dan mencintai bangsa ini akan kembali bergelora. Sumpah Pemuda yang diikrarkan 94 tahun Silam akan semakin kokoh tertanam dalam jiwa sanubari generasi bangsa ini, karena substansi dan cita-cita:  Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa  tujuannya adalah Kemerdekaan, merdeka dari penindasan, merdeka dari ketidakadilan, merdeka dari kebodohan, dan merdeka dari kemiskinan.

Selamat Hari Sumpah Pemuda 28 Otober 2022, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

Penulis: Yulianus (Ketua Pemuda Katolik Bidang Politik dan Kaderisai Komisariat Cabang Toraja)

  • Penulis: Redaksi

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Balai Latihan Kerja Milik UKI Toraja Sudah Mulai Cetak Tenaga Terampil

    Balai Latihan Kerja Milik UKI Toraja Sudah Mulai Cetak Tenaga Terampil

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, TALLUNGLIPU — Workshop Kejuruan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas Teknik Informatika milik Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Makale  (YPTKM) yang dikelola oleh UKI Toraja mulai mencetak tenaga-tenaga terampil. BLK Komunitas ini merupakan bantuan dari Kementerian Ketenagakerjaan melalui Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Dirjen Binalattas) dan dibangun di Kampus 2 UKI Toraja kakondongan. BLK Komunitas ini […]

  • Ketahuilah, Ada Empat Wacana Pemekaran Daerah Otonomi Baru di Toraja

    Ketahuilah, Ada Empat Wacana Pemekaran Daerah Otonomi Baru di Toraja

    • account_circle Desianti
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Wacana pemekaran Kabupaten Toraja Timur dari Toraja Utara menarik perhatian banyak kalangan beberapa waktu belakangan ini, menyusul dibentukannya Panitia Formatur yang dipimpin mantan Ketua Panitia Pemakaran Toraja Utara, Y.S Dalipang. Namun, wacana, ide, atau usulan pemekaran daerah otonomi baru di Toraja sebenarnya sudah lama. Bahkan saat bersamaan dengan perjuangan pemekaran Kabupaten Toraja […]

  • UKIP Makassar Bantu Aplikasi MIMO untuk RSUD Pongtiku

    UKIP Makassar Bantu Aplikasi MIMO untuk RSUD Pongtiku

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Balai Layanan Daerah Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar (UKIP Makassar) menyerahkan bantuan paket pelayanan internet dan aplikasi sistem informasi kepada RSUD Pongtiku, Toraja Utara. Penyerahan paket bantuan sistem aplikasi MIMO ini dilakukan oleh Prof Apriana Toding kepada Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong di RSUD Pongtiku, Senin, 13 Juni 2022. Prof. […]

  • TERKINI: Satu Unit Tongkonan Terbakar di Tinoring Mengkendek

    TERKINI: Satu Unit Tongkonan Terbakar di Tinoring Mengkendek

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, MENGKENDEK — Musibah kebakaran rumah adat Tongkonan kembali terjadi di Tana Toraja. Kali ini menimpa Tongkonan Banua Sura’ di Tinoring, Lembang Ke’pe Tinoring, Kecamatan Mengkendek, Rabu, 23 Februari 2022 dini hari. Kebakaran yang menghanguskan Tongkonan dan semua isinya ini terjadi sekitar pukul 02.00 Wita, saat semua warga tertidur pulas. Informasi yang diperoleh kareba-toraja.com dari […]

  • Ini Pernyataan Sikap FKUB Toraja Utara Terkait Insiden Lelaki Gondrong yang Ancam Warga dengan Badik di Rantepao

    Ini Pernyataan Sikap FKUB Toraja Utara Terkait Insiden Lelaki Gondrong yang Ancam Warga dengan Badik di Rantepao

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, RANTEPAO — Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Toraja Utara menggelar rapat untuk membahas insiden lelaki gondrong berjanggut panjang yang mengancam warga dengan badik di Jalan Andi Mappanyukki Rantepao, Minggu, 29 Agustus 2021. Rapat digelar di aula Kantor Pusat Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja dan dihadiri oleh seluruh elemen dan pimpinan umat beragama di Toraja […]

  • Pj Bupati Jayawijaya, Sumule Tumbo Hadiri Acara Lepas Sambut Tondon-Nangala Jayawijaya di Wamena

    Pj Bupati Jayawijaya, Sumule Tumbo Hadiri Acara Lepas Sambut Tondon-Nangala Jayawijaya di Wamena

    • account_circle Admin Kareba
    • 0Komentar

    KAREBA-TORAJA.COM, WAMENA — Persekutuan Keluarga Tondon-Nanggala Papua Pegunungan yang juga merupakan salah satu pilar Ikatan Keluarga Toraja (IKT) di Kabupaten Jayawijaya menggelar acara Lepas Sambut yang dilangsungkan di Gedung Tongkonan Wamena, Rabu, 31 Januari 2024. Acara Lepas Sambut tersebut juga dihadiri ratusan keluarga besar Tondon-Nanggala di Papua Pegunungan, Tua-Tua dan Pengurus IKT Jayawijaya serta warga […]

expand_less
Exit mobile version